Palu, (antarasulteng.com) - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulawesi Tengah Artur Pangemanan mengatakan sejumlah titik lemah ketenagakerjaan perlu dibenahi agar kompetensi para pekerja semakin berkualitas dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Daya saing tenaga kerja Indonesia bisa dibilang kita kualitas terendah di Asia Tenggara," kata Artur dihubungi dari Palu, Rabu, menanggapi daya saing tenaga kerja memasuki pasar bebas masyarakat ekonomi ASEAN.
Dia mengatakan hal itu tidak menjadi masalah karena bisa diperbaiki untuk kepentingan jangka pendek.
"Gunung saja bisa dibangun, apalagi tenaga kerja," katanya.
Dia mengatakan pasar bebas masyarakat ekonomi ASEAN memberikan peluang yang besar kepada tenaga kerja Indonesia karena pasar ini merupakan bebas lalu lintas tenaga kerja trampil.
"Makanya perlu terus dimajukan kecapakan hidup di berbagai profesi, termasuk kecantikan," katanya.
Dia mengatakan semua peluang kerja terbuka lebar termasuk profesi tata rias kecantikan dan menjahit.
Menurut Artur pada 2015 tenaga kerja khususnya dari Sulawesi Tengah sudah mulai bangkit setelah dilakukan penjaringan pemagangan di berbagai keahlian.
"Semua peserta yang dari Sulawesi yang ikut dalam pemagangan itu bertahan," katanya.
Magang tersebut dibuka untuk sejumlah bidang seperti elektronik dan menjahit.
Menurut Artur dibanding pemagangan dua tiga tahun sebelumnya, tahun 2015 jauh lebih baik.
Dari kondisi itu kata dia, ada sinyal akan membaiknya kompetensi tenaga kerja dari Sulawesi Tengah tahun-tahun mendatang.
"Kalau sembilan subsektor ketenagakerjaan dibenahi kembali, saya yakin kita dapat berkompetisi di dunia global," katanya.
Subsektor tersebut kata dia antara lain hubungan industrial, pelatihan, penempatan tenaga kerja dan jaminan sosial.
APINDO: Perlu Pembenahan Ketenagakerjaan Hadapi MEA
Daya saing tenaga kerja Indonesia bisa dibilang kita kualitas terendah di Asia Tenggara