Persiapan Kemenkominfo dan Kemenkes jelang KTT G20

id kominfo,menkominfo,johnny g plate,johnny plate,jaringan telekomunikasi,ktt g20,g20

Persiapan Kemenkominfo dan Kemenkes jelang KTT G20

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate saat Rapat Koordinasi Persiapan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali, Selasa (30/8). (kominfo.go.id)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sedang menyiapkan jaringan telekomunikasi dan keamanan spektrum frekuensi untuk menjelang Konferensi Tingkat Tinggi G20.

"Kementerian Kominfo menyiapkan jaringan telekomunikasi tidak saja jaringan yang berada di Bali, tapi, juga di sekitar penyelenggaraan kegiatan Presidensi G20 Indonesia," kata Menteri Kominfo Johnny G. Plate saat rapat koordinasi di Bali, dalam siaran pers diterima di Jakarta, Rabu.

Wilayah Bali memiliki 7.500 menara base transceiver station 4G dan 30 menara BTS 5G. Pemerintah menyiapkan jaringan cadangan (backup network) seperti yang ada saat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun lalu, untuk mengantisipasi kendala jaringan selama penyelenggaraan KTT G20.

"Kita siapkan backup network seperti pada penyelenggaraan PON di Papua tahun lalu. Kita menyiapkan jaringan-jaringan tulang punggung broadband. Redundancy-nya kita siapkan jaringan tulang punggung fiber optic serta satelit dan radio link infrastruktur TIK seluruh operator telekomunikasi dan fiber optic disiagakan," kata Johnny.

Kementerian juga menyiapkan aturan jika jaringan tersebut memerlukan jalur jaringan internasional.

Untuk keamanan navigasi dan keselamatan penerbangan, Kementerian Kominfo menugaskan Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika untuk memantau frekuensi di wilayah udara Surabaya, Banyuwangi, Denpasar dan Mataram.

"Kami sudah menyiapkan peralatan-peralatan Spectrum Frequency Analyzer untuk menganalisa seluruh spektrum yang bergerak di sini untuk keselamatan penerbangan VVIP untuk menghindari intersepsi dan interferensi. Kerja sama ini perlu antara Kominfo, TNI AU, dan Kementerian Perhubungan," kata Johnny.

Pemerintah juga menyiapkan tiga mekanisme sistem surveillance berlapis untuk memantau bandwidth dan ketersediaan jaringan. Johnny mengatakan kementerian memiliki pusat monitoring untuk memantau kualitas layanan telekomunikasi dan memantau kondisi ruang digital Indonesia.

"Kominfo yang memonitor bandwidth quality of service dan quality of experience di seluruh Indonesia. Selanjutnya lewat surveillance system BLU BAKTI, Kominfo memantau jaringan satelit, jaringan radio link, dan jaringan fiber optic. Kemudian melalui cyber drone Ditjen Aptika beroperasi penuh memantau kondisi ruang digital Indonesia, seperti sebaran fake news yang dilakukan berdasarkan lawfull interception," kata Johnny.

Rapat koordinasi itu dihadiri oleh Menteri Johnny, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Mahfud MD, Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Moeldoko, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo.



Sementara itu Kementerian Kesehatan (Kemenes) RI mempersiapkan akses Aplikasi PeduliLindungi dalam 14 bahasa dalam rangka memaksimalkan pelayanan bidang kesehatan saat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada pertengahan November 2022.

Dilansir dari keterangan pers Biro Humas Kemenkes yang diterima di Jakarta, Rabu siang, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan kebijakan itu untuk memastikan para tamu Presidensi G20 mendapatkan pelayanan kesehatan yang berstandar paling maksimal.

"Untuk PeduliLindungi sudah tersedia dalam sembilan bahasa, akan ditambah lagi lima bahasa sehingga bisa dilakukan di masing-masing negara," kata Wamenkes dalam rapat koordinasi KTT G20 di Bali, Selasa (30/8).

Ia mengatakan pengembangan layanan bahasa PeduliLindungi dilakukan secara bertahap dan hingga saat ini masih berproses.

Secara rinci, sembilan bahasa tersebut antara lain bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa China, bahasa Prancis, bahasa Jepang, bahasa Rusia, bahasa Arab, bahasa Korea, dan bahasa Spanyol. Sedangkan lima bahasa yang sedang diproses mencakup bahasa Portugis, bahasa Jerman, bahasa Italia, dan bahasa Turki.

Selain itu, ada tiga hal penting lainnya yang juga disiapkan oleh Kemenkes, yakni standar protokol kesehatan, persiapan layanan kesehatan, dan akses komunikasi delegasi terhadap protokol kesehatan dan layanan kesehatan.

I mengatakan terkait standar protokol kesehatan, delegasi diharuskan sudah vaksinasi dosis lengkap dan terdata di PeduliLindungi sebelum keberangkatan.

“Para delegasi diharapkan memiliki asuransi kesehatan atau travel insurance yang menjamin perawatan RS, termasuk COVID-19,” ktanya.

Pada saat di bandara, Kemenkes menyiapkan layanan verifikasi jika belum verifikasi sertifikat vaksinasi. Selanjutnya delegasi dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dan pemeriksaan gejala COVID-19.

Selanjutnya, tamu VVIP akan dilakukan RT-PCR 1×24 jam di venue sebelum kegiatan berlangsung, sementara untuk semua delegasi disediakan antigen.

Para tamu juga diminta periksa suhu tubuh dan scan QR PeduliLindungi setiap masuk venue. Jika suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celcius harus dilakukan RT-PCR.

Pada saat sebelum pulang, Kemenkes menyediakan layanan RT-PCR bagi delegasi yang membutuhkan.

Terkait layanan kesehatan, Kemenkes mendirikan mini ICU, klinik, dan membentuk tim mobile yang disiapkan di tempat pelaksanaan KTT.

Tenaga medis di mini ICU disiagakan dokter spesialis jantung, dokter spesialis penyakit dalam konsultan jantung, dokter spesialis anestesi, dokter umum, dan perawat ICU. Sementara di klinik disiagakan dokter umum dan perawat terlatih kegawatdaruratan.

Untuk tim mobile disiagakan minimal dua unit ambulans advance high roof and long chasis. Di dalamnya terdapat tas gawat darurat, ventilator mobile, bedside monitor, defibrilator/AED, syringe pump, infus pump, oksigen tabung, dan obat emergency.

Ambulans tersebut juga disiapkan untuk Presiden RI Joko Widodo sebanyak dua unit, untuk KTT sepuluh unit, dan untuk delegasi 12 unit.

Kemenkes juga menyiagakan tujuh rumah sakit internasional sebagai RS rujukan KTT G20 yakni RSUP Prof. Dr. I. G. N. G. Ngoerah atau sebelumnya bernama RSUP Sanglah, RSUD Bali Mandara, RS. Universitas Udayana, RS Siloam, RS BIMC Nusa Dua, RS Bhayangkara, dan RS Tk. II Udayana.

Bagi delegasi yang mengalami masalah kesehatan dapat langsung menghubungi klinik yang ada di venue acara KTT G20 atau menghubungi langsung command center, demikian Dante Saksono Harbuwono.