Pengambilan daun picu kematian cengkih Tolitoli

id Tolitoli

Pengambilan daun picu kematian cengkih Tolitoli

Petani melakukan panen cengkeh (antara)

Seharusnya daun yang gugur dibiarkan tetap berada di area pohon untuk menjaga kelembaban
Tolitoli (antarasulteng.com) - Tim peneliti dari Universitas Tadulako (Untad) Palu menemukan bahwa pengambilan daun kering di bawah pohon cengkih menjadi salah satu penyebab matinya puluhan ribu pohon cengkih di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.

Salah seorang tim peneliti Dr Isrun Muh Nur Sp,MP menyebutkan di Tolitoli, Rabu, berdasarkan pengamatan lapangan yang mereka lakukan, tingkat kelembaban cengkih sangat menurun saat daun yang gugur di sekitar akar pohon dibersihkan.

"Seharusnya daun yang gugur diabiarkan tetap berada di sekitar area pohon untuk menjaga kelembaban tanah," ungkap Isrun.

Dia menjelaskan saat daun dibersihkan khususnya saat musim kemarau, tanah akan menjadi kering dan retak menyebabkan banyak akar pohon yang terputus sehingga tidak dapat menyerap air dengan baik.

Keberadaan daun kering di sekitar pohon juga membawa keuntungan lain, dimana melalui proses penguraian alami, daun cengkih dapat menjadi pupuk organik yang sangat baik untuk mendukung kesuburan tanaman.

"Dari beberapa sampel pohon cengkih yang kami teliti ditemukan banyak yang mengalami putus akar akibat keretakan permukaan tanah," ujar Isrun.

Sejak beberapa tahun terakhir sejumlah pedagang ramai membeli daun cengkih kering di wilayah itu, menyebabkan pemilik kebun tergiur untuk mengambil daun-daun cengkih untuk dijual dengan harga sekitar Rp2.000/kilo.

Sebelumnya pemerintah Kabupaten Tolitoli melalui Dinas Perkebunan setempat menjalin kerja sama dengan akademisi Untad yang salah satunya inti kerja sama tersebut adalah untuk mengatasi kerentanan pohon cengkih terhadap musim kemarau.