E-United Taiwan bangun pabrik stainless steel bernilai Rp45 triliun di Moroali Utara (vidio)

id MOROWALI UTARA,STAINLESSSTEEL,E-UNITED

E-United Taiwan bangun pabrik stainless steel bernilai Rp45 triliun di Moroali Utara (vidio)

Bupati Morowali Utara Ir Aptripel Tumimomor, MT (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)

Palu (Antaranews Sulteng) - Sebuah pabrik baja tahan karat (stainlessteel) yang berbahan baku nikel, berkapasitas tiga juta ton/tahun, segera dibangun di Kabupaten Morowali Utara, Sulwesi Tengah, oleh investor asal Taiwan, E-United Group dengan investasi 3 miliar dolar AS atau sekitar Rp45 triliun.    

"Ini akan menjadi salah satu pabrik stainlesssteel terbesar di dunia," kata Hsueh Hung Yi, General Manager PT.E-United Ferro Indonesia (EFI) melalui penerjemahnya Marie Fang salam wawancara khusus dengan Antara di kediaman Bupati Morowali Utara di Kolonodale, Sulteng, Jumat (13/7).     

Menurut Hung Yi, parik ini akan dibangun dalam tiga tahap  dengan investasi total sebesar tiga miliar dolar AS atau sekitar  Rp45 triliun yang 100 persen adalah dana dari E-United Taiwan.   

Pabrik ini sendiri akan menyerap sedikitnya 10.000 tenaga kerja namun jumlah lapangan kerja yang akan terbuka di luar pabrik sehubungan dengan hadirnya investasi ini akan mencapai sedikitnya 60.000 orang.     

Tahap pertama pembangunan pabrik ini, kata Hung Yi yang didampingi Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor, akan dimulai konstruksinya pad Januari 2019.     

Pemda Morowali Utara, katanya, sudah mencadangkan lahan seluas 400 hektare untuk lokasi pabrik ini, yang memadai untuk kebutuhan pembangunan pabrik sebanyak tiga tahap, namun masih bisa diperluas sesuai kebutuhan.     

Selain pabrik, PT.EFI yang merupakan perusahaan patungan E-United dengan mitra nasionalnya di Indonesia, juga akan membangun pelabuhan yang cukup besar untuk pengapalan produk-produk yang akan diekspor serta impor berbagai kebutuhan dan material pembangunan pabrik.     
General Manager PT. E-United Ferro Indonesia (EFI) Hsueh Hung Yi (kanan) didampingi penerjemahnya Marie Fang yang juga Manager Representative Office E-United di Jakarta saat memberikan keterangan mengenai rencana investasi ini di Kolonodale, Jumat (13/7) (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)

Ketika ditanya mengapa memilih Morowali Utara untuk lokasi pabrik padahal di daerah Morowali dan Morowali Utara sudah beroperasi dua pabrik stainlesssteel besar, Hung Yi mengatakan, bahwa Morowali Utara memiliki bahan baku nikel yang besar untuk mensuplai pabrik.     

"Niat utama kami datang ke sini adalah ikut membangun Morowali Utara, Sulawesi Tengah bahkan Indonesia yang saat ini merupakan salah satu negara di dunia yang pertumbuhan ekonominya sangat bagus. Masyarakat di Morowali Utara dan sekitarnya diharapkan semakin sejahtera dengan hadirnya pabrik ini," ujarnya   

Selain itu, katanya, 50 persen dari produk pabrik ini akan disuplai untuk kepentingan pembangunan Indonesia yang prospek ekonomi sangat bagus, dan sisanya akan diekspor ke berbagai negara seperti Tiongkok, Amerika dan Eropa.

Kendala yang dihadapi

Mengenai kendala yang dihadapi perusahaan dalam merealisasikan pembangunan pabrik ini, Hung Yi mengatakan, kendala utama adalah terkait pola pikir masyarakat.    

"Bila masyarakat sekitar bisa memahami dengan baik kehadiran investasi ini sebagai upaya mensejahterakan rakyat, maka akan tumbuh rasa memiliki sehingga warga sekitar proyek bisa memberikan dukungan dalam segala hal," ujarnya.     

Ia juga menegaskan bahwa terkait tenaga kerja, perusahaan sepenuhnya akan memprioritas tenaga kerja lokal untuk semua bidang yang secara profesional dan kualitatif bisa dikerjakan oleh tenaga lokal.     

"Dalam tahap pertama proyek ini berjalan, memang akan ada 15 persen tenaga kerja asing dari Taiwan yang akan menangani hal-hal spesifik yang belum bisa akan bisa dikerjakan oleh tenaga lokal/domestik. Namun saat proyek selesai, tenaga asing paling banyak hanya lima persen," ujarnya.     
General Manager PT. E-United Ferro Indonesia (EFI) Hsueh Hung Yi (kanan) menimati hidangan tradisional suku Mori dalam acara pesta panen (padungku) di rumah jabatan Bupati Morowali di Kolonodale, Jumat (13/7) (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)

Hung Yi menegaskan bahwa pihaknya sangat memperhatikan upaya alihteknologi dari tenaga asing ke tenaga lokal/domestik, karena itu, bersamaan dengan dimulainya pembangunan pabrik, pihaknya juga akan mendirikan politeknik yang akan mendidik dan melatih tenga-tenaga lokal dan domestik di bidang industri baja tahan karat ini.     

E-United adalah sebuah kelompok usaha yang sudah 40-an tahun bergerak di bidang industri baja tahan karat di Taiwan bagian selatan, namun grup ini juga memiliki empat buah rumah sakit bertaraf internasional, sarana dan fasilitas pendidikan mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga perguruan tinggi serta real estate dan pusat perbelanjaan (mall).

E-United melalui PT.EFI juga memproyeksikan pembangunan rumah sakit dan sekolah-sekolah bahkan universitas serta pembangunan perumahan (real estate) di Morowali Utara.     

Pembangunan pabrik baja tahan karat di Morowali Utara ini merupakan investasi E-United yang pertama kalinya di Indonesia.     

Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor mengatakan mendukung penuh pembangunan pabrik baja tahan karat daerahnya sepanjang investor tersebut benar-benar serius merealisasikan janjinya.    

"Saya sangat optimis dan yakin terhadap kesungguhan E-United berinvestasi di Sulteng. Mereka adalah kelompok usaha sangat besar, modern dan berpengalaman cukup lama di bidangnya dan punya reputasi internasional yang baik," ujar Ipeh, panggilan akrab Aptripel yang mengaku bersama Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola sudh meninjau pabrik-pabrik dan kegiatan bisnis E-United di Taiwan.