Bupati Aptripel dihubungi, Selasa, mengatakan desa harmoni merupakan desa yang penduduknya terdiri dari berbagai suku dan agama.
“Walaupun terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda, penduduk desa tersebut cukup rukun dan memiliki toleransi yang sangat tinggi,” kata bupati.
Untuk mewujudkan rasa persaudaraan dan memperkokoh kerukunan antarumat beragama kata bupati, kedepannya di setiap kecamatan, minimal memiliki satu desa harmoni yang dapat dijadikan proyek percontohan tentang harmoni kehidupan antarumat beragama.
“Saya sangat berharap hal ini bisa terwujud dalam waktu yang tidak terlalu lama. Nantinya kita tidak perlu lagi ke jawa atau ke daerah lain untuk studi banding, tentang kerukunan antarumat beragama. Satu saat orang luar yang akan datang belajar tentang harmoni kehidupan dan keberagaman di daerah kita,” jelas bupati.
Hal itu juga disampaikan Bupati Aptripel saat mencanangkan desa harmoni sekaligus membuka pelaksanaan Utsawa Dharma Gita ke-4 di Desa Togo Mulya, Kecamatan Petasia Barat, Sabtu (1/12).
Bupati menegaskan, persaudaraan dan kebersamaan adalah dua kata kunci yang perlu dijadikan nilai dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itulah, seluruh pemuka agama dan masyarakat di Kabupaten Morowali Utara, termasuk pemuka agama dan umat Hindu di daerah ini, hendaknya terus menjaga kerukunan antarumat beragama yang telah terbina dengan baik selama ini.
“Marilah kita bersatu dan bergandengan tangan dalam membangun daerah yang kita cintai ini,” ujar bupati.
Bupati juga memberi penghargaan kepada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Morowali Utara yang telah memberikan kontribusi positif dalam menjaga kerukunan antarumat beragama.
Ketua FKUB Morowali Utara, Sukriadi mengatakan sampai saat ini, belum ada masalah yang serius terkait kehidupan dan kerukunan antarumat beragama. Pihaknya secara rutin melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat terutama di desa yang struktur penduduknya terdiri dari berbagai etnis dan agama.