533 petani kakao Poso terima sertifikat internasional

id Kakao Poso,DInas Pertaian Poso

533 petani kakao Poso terima sertifikat internasional

Buah kakao (ANTARA FOTO)

Beberapa waktu lalu kakao mereka dihargai Rp34 ribu perkilogram sedangkan harga kakao umum hanya Rp26 ribu perkilogram, mungkin saat ini harganya sudah naik lagi

Palu (ANTARA) - Sebanyak 533 petani kakao di Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah telah menerima sertifikat pengelolaan usaha tani kakao berlabel internasional dalam penjualan produk kakao.

Sertifikat itu diprakarsai oleh organisasi nonpemerintah/NGO Reinforest Alliance, yang selama lebih dari empat tahun hadir sebagai pembina dan pendamping kelompok petani kakao di Kecamatan Pamona Selatan.

Direktur Rainforest Alliance Poso, Hasrun Hafid di Poso, Kamis, mengatakan sebanyak 533 petani itu telah lolos audit oleh lembaga independen yang bereputasi internasional dalam memberikan sertifikat organik terhadap produk pertanian di dunia.

Dia mengatakan dengan adanya sertifikasi itu maka produk kakao mereka laku dijual ke seluruh negara dengan harga yang lebih baik.

"Beberapa waktu lalu kakao mereka dihargai Rp34 ribu perkilogram sedangkan harga kakao umum hanya Rp26 ribu perkilogram, mungkin saat ini harganya sudah naik lagi," kata Hasrun.

Untuk terus meningkatkan kualitas produk kakao tersebut Pemerintah Kabupaten Poso melalui Dinas Pertanian Poso kembali memperpanjang perjanjian kerjasama yang tertuang dalam bentuk MoU tersebut dengan Rainforest Aliance (RA).

Sementara itu Kadis Pertanian Kabupaten Poso Suratno memberi apresiasi positif dan menyambut baik perpanjangan MoU tersebut, karena sudah terbukti kerjasama selama empat tahun terakhir dapat meningkatkan kualitas produk kakao di daerah itu.

Kata Suratno kerjasama itu sudah mampu meningkatkan kapasitas dan kemampuan petani kakao binaan dalam mengelola usaha tani kakao secara lestari dan berkelanjutan sehingga bisa lolos audit lingkungan dan mampu menghasilkan produk kakao organik yang sangat diminati konsumen luar negeri.

"Saya berharap kerjasama ini bisa diperluas ke wilayah lain di Kabupaten Poso dan ini nantinya para penyuluh pertanian lapangan mampu mereplikasikan program tersebut," kata Suratno.