Palu (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (KPPPA) dan para pihak yang terdiri dari lembaga profesi dan dunia usaha bersinergi membangun ketangguhan ekonomi korban likuefaksi Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu, Selatan Kota Palu pascabencana melanda wilayah tersebut.
"KPPPA sangat peduli terhadap korban gempa dan likuefaksi disertai tsunami di Palu, Sigi dan Donggala termasuk di wilayah Petobo yang tertimpa likuefaksi. Karena itu, kami hadir ingin berbuat sesuatu untuk meringankan beban moril dan materil termasuk beban ekonomi mereka. Kami datang bersama lembaga organisasi profesi, dunia usaha, lembaga keagamaan, untuk berbuat sesuatu yang positif bagi korban bencana likuefaksi," ucap Asisten Deputi Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha, Sri Prihantini Lestari Wijayanti, di Kompleks Huntara Petobo, Rabu.
Baca juga : KPPA : Perlu penguatan perencanaan lewat Bappeda untuk wujudkan KLA
KPPPA melibatkan beberapa lembaga profesi yang tergabung dalam Forum Lembaga Profesi Sahabat Perempuan dan Anak (Prosapena) yang terdiri dari beberapa antara lain, IDAI, PDKI, JDNI, IBI, PERSAGI, HIMPSI, ADI, FGII, PGRI, IKI, Himpaudi, AAI, Peradi untuk bersama-sama membangun ketangguhan ekonomi perempuan korban likuefaksi Petobo. KPPPA juga melibatkan IWAPI, APSAI yang tergabung dalam lembaga dunia usaha bersinergi dalam kegiatan tersebut.
KPPPA dan para pihak itu melatih perempuan korban gempa dan likuefaksi Petobo di shelter pengungsian hunian sementara, untuk membuat dan mengebangkan usaha kecil dan menengah, seperti kripik dan lainnya.
Selain itu, KPPPA bersama para pihak tersebut melakukan pemulihan psikososial dan konseling trauma bagi pengungsi korban likuefaksi, pemberian layanan konsultasi hukum.
Sri Prihantini menjelaskan bahwa kehadirannya bersama para mitra lembaga profesi dan dunia usaha sebagai bentuk kepedulian terhadap saudara-saudara di Palu, khususnya di Petobo.
“Kami harap kehadiran kami dapat sedikit menghibur dan mengurangi beban berat yang bapak dan ibu pikul. Untuk anak-anakku, kalian harus semangat, tidak boleh putus asa. Masa depan kalian ada di depan mata. Kalian masih punya waktu untuk membangun dan merajut harapan serta cita-cita karena itu adalah hak kalian,” ucapnya.
Terkait hal itu Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola berharap penyintas korban gempa dan likuefaksi Petobo yang dilibatkan oleh KPPPA dan para pihak tersebut, dapat dipulihkan kesehatan jiwa dan raganya, diberdayakan keterampilan, serta ditingkatkan kesejahteraan ekonomi dan dilindungi hak-haknya di mata hukum.
“Kami atas nama Pemerintah Sulawesi Tengah mengucapkan terima kasih atas kepedulian dan empati Kemen PPPA dan pihak yang terlibat lainnya dalam memulihkan dan membangkitkan semangat masyarakat khususnya dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Palu,” sebut Longki.