Transmigran Di Sigi Tinggalkan Lokasi

id Transmigran, Tokelemo, Pulang, Palolo

Transmigran Di Sigi Tinggalkan Lokasi

Salah sebuah rumah warga transmigrasi di Desa Tokelemo yang dijual lalu ditinggalkan penghuninya untuk kembali ke kampung halaman mereka di Jawa. (ANTARA/Anas Massa)

Rumah dan lahan transmigrasi dijual bervariasi antara Rp4 juta sampai Rp7 juta."

Palu - Sejumlah kepala keluarga transmigran yang baru setahun ditempatkan di Desa Tokelemo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, telah meninggalkan lokasi permukiman dengan menjual tanah dan bangunan yang diberikan pemerintah.

"Ada beberapa KK transmigran yang menjual rumah dan lahan yang diberikan Pemkab Sigi kepada penduduk lokal di sekitar lokasi permukiman," kata Jufri (45), salah seorang warga Desa Tokelemo, Rabu.

Ia mengatakan, dua KK transmigran asal Jawa Barat yang telah menjual jatah rumah dan lahan perkebunan lalu pulang ke kampung halaman mereka bernama Dede Setiawan dan Nadi Bilang.

Keduanya, kata Jufri, adalah transmigran sisipan yang sebelumnya ditempatkan di Kabupaten Tojo Una-Una.

Ada 10 kk transmigran dari Kabupaten Tojo Una-Una yang ditempatkan bersama 100 kk transmigran dari Jabar di lokasi unit pemukiman transmigrasi (UPT) Tokelemo.

Rumah dan lahan transmigrasi dijual bervariasi antara Rp4 juta sampai Rp7 juta.

UPT Tokelemo berjarak sekitar 15 kilometer dari Desa Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.

Untuk menjangkau UPT Tokelemo tersebut, warga harus berjalan kaki dari Desa Tongoa selama delapan jam melalui hutan lebat dengan jalan setapak dan beberapa kali menyeberangi sungai besar dan kecil.

Pada saat musim hujan akan terjadi banjir sehingga warga tidak bisa menyeberangi sungai karena belum ada yang berjembatan kecuali titian dari kayu bulat.

UPT Tokelemo dihuni transmigran dari luar dan sebagian penduduk lokal yang berasal dari desa-desa di sekitarnya.

Pelaksana Tugas Camat Palolo Yunus mengatakan sudah mendengar adanya sejumlah transmigran yang telah meninggalkan lokasi tersebut.

"Saya sudah pernah dengar. Tapi belum ada laporan tertulis langsung dari Kepala Desa setempat," katanya.

Ia sangat menyayangkan jika hal itu benar terjadi, sebab mereka baru ditempatkan pada 2011.

Setiap KK transmigran mendapatkan jatah rumah dan lahan serta memperoleh jaminan hidup selama setahun.

Yunus mengatakan, pada tahap kedua ini akan ditempatkan lagi sebanyak 100 kk transmigran asal Jabar.

"Hanya saja kapan mereka ditempatkan, pihak Kecamatan Palolo belum dapat informasi," katanya.

Ia juga berharap dalam penempatan transmigran tahap kedua ini, Pemkab Sigi dalam hal ini Dinas Transmigrasi sebaiknya lebih selektif lagi.

"Jangan sampai ada transmigran yang sudah pulang ke daerahnya di Jawa, tetapi masuk kembali dengan gelombang kedua 100 kk transmigran yang akan ditempatkan di lokasi tersebut," ujarnya. (BK03)


Editor : Rolex Malaha
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.