Sulteng maksimalkan perlindungan perempuan di daerah transmigrasi
Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah memaksimalkan perlindungan terhadap kaum rentan, perempuan dan anak, di wilayah transmigrasi, sebagai bentuk upaya pencegahan kekerasan berbasis gender.
"Upaya pencegahan kekerasan berbasis gender di wilayah transmigrasi, kami awali dengan membentuk aliansi laki-laki peduli perempuan dan anak," ucap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Sulteng, Ihsan Basir, di Palu, Sabtu.
DP3A Sulteng menyasar kelompok masyarakat transmigrasi di Desa Bolopountu Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, dengan membentuk satu wadah aliansi laki-laki peduli perempuan dan anak.
DP3A, kata Ihsan, akan melakukan langkah-langkah pembinaan dan pendampingan terhadap aliansi tersebut, untuk terus berperan dalam pencegahan kekerasan berbasis gender.
"Laki-laki dari kelompok transmigrasi di wilayah itu, harus menjadi pelopor dalam upaya pencegahan dan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak," ujarnya.
DP3A Sulteng, sebut dia, terus berupaya untuk menguatkan kelembagaan tersebut, sekaligus untuk meningkatkan kapasitas para masyarakat yang tergabung dalam aliansi itu.
"Umumnya mereka adalah petani dan pekebun, maka salah satu strategi dalam penguatan kelembagaan dan dalam pencegahan yakni dilakukan lewat pemberdayaan dengan skema partisipatif," sebutnya.
Tidak hanya itu, lak-laki yang tergabung dalam aliansi itu, juga diharapkan berpartisipasi dalam mendukung berbagai program pemerintah daerah, salah satunya di saat merebak pandemi COVID-19, mereka ikut membantu sosialisasi untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19), tambahnya.
"Upaya pencegahan kekerasan berbasis gender di wilayah transmigrasi, kami awali dengan membentuk aliansi laki-laki peduli perempuan dan anak," ucap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Sulteng, Ihsan Basir, di Palu, Sabtu.
DP3A Sulteng menyasar kelompok masyarakat transmigrasi di Desa Bolopountu Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, dengan membentuk satu wadah aliansi laki-laki peduli perempuan dan anak.
DP3A, kata Ihsan, akan melakukan langkah-langkah pembinaan dan pendampingan terhadap aliansi tersebut, untuk terus berperan dalam pencegahan kekerasan berbasis gender.
"Laki-laki dari kelompok transmigrasi di wilayah itu, harus menjadi pelopor dalam upaya pencegahan dan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak," ujarnya.
DP3A Sulteng, sebut dia, terus berupaya untuk menguatkan kelembagaan tersebut, sekaligus untuk meningkatkan kapasitas para masyarakat yang tergabung dalam aliansi itu.
"Umumnya mereka adalah petani dan pekebun, maka salah satu strategi dalam penguatan kelembagaan dan dalam pencegahan yakni dilakukan lewat pemberdayaan dengan skema partisipatif," sebutnya.
Tidak hanya itu, lak-laki yang tergabung dalam aliansi itu, juga diharapkan berpartisipasi dalam mendukung berbagai program pemerintah daerah, salah satunya di saat merebak pandemi COVID-19, mereka ikut membantu sosialisasi untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19), tambahnya.