"Penguatan kapasitas pemuda dan pelajar yang diikutkan dengan menanamkan nilai-nilai dan jiwa nasionalisme serta kebangsaan, dapat mencegah radikalisme menyasar pemuda dan pelajar," ucapnya di Palu, Selasa, berkaitan dengan kegiatan BNPT melalui FKPT Sulteng tentang pelibatan pelajar dalam pencegahan terorisme.
Pembangunan jiwa nasionalisme dan kecintaan pelajar/pemuda terhadap NKRI, kata dia, perlu diintensifkan sebagai jangkar keyakinan bernegara dan berbangsa.
Hal itu, sebut dia, juga perlu ditindaklanjuti dengan memperkaya wawasan keagamaan dan mendalaminya, melalui sumber/tokoh terpercaya dan populer dikenal dengan pandangan moderat/damai, agar pemuda dan pelajar tidak mudah disusupi paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
"Kemudian, harus bentengi keyakinan diri dengan selalu waspada terhadap provokasi, hasutan, dan pola rekruitmen teroris, baik di lingkungan masyarakat maupun dunia maya," ujarnya.
Muhtadin menyarankan pelajar/pemuda yang difasilitasi oleh guru untuk membangun jejaring dengan komunitas damai, baik secara daring maupun luring untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Ia mengatakan pemuda/pelajar menjadi generasi pelanjut di bangsa ini, yang harus memiliki pemahaman luas, bersikap moderat, dan dapat menerima perbedaan sebagai kekuatan bangsa.
"Karena itu, bergabunglah di media atau komunitas damai, dalam rangka membanjiri dunia maya dengan pesan-pesan perdamaian dan cinta NKRI," katanya.
Muhtadin yang juga Sekretaris FKUB Sulteng itu, menerangkan untuk membangun sikap toleransi pemuda/pelajar, maka perlu mengedepankan beberapa pendekata, yakni pendekatan normatif dengan membangun mereka untuk meyakini kebenaran agamanya, namun tidak menyalahkan agama lain.
Selain itu, pendekatan dialogis yaitu mengedepankan membiasakan pelajar/pemuda untuk selalu bersikap terbuka dan tidak saling curiga, serta pendekatan konvergensi yakni mengajarkan kepada siswa untuk selalu mengedepankan nilai-nilai persamaan.