Palu, (Antara) - Penurunan harga solar dari Rp6.900 menjadi Rp6.700 per liter tidak mempengaruhi harga tiket bus umum antarkota di Sulawesi Tengah.
"BBM solar hanya turun Rp200. Sama sekali tidak berdampak banyak terhadap pengusaha angkutan sebab di satu sisi harga komponen suku cadang kendaraan terus bergerak naik," kata Fiska, seorang karyawan perusahaan otobus (PO) Harvest di Palu, Rabu.
Dia mengatakan perusahaan otobus tidak mungkin menurunkan sendiri tarif karena tetap mengacu pada tarif resmi yang telah melalui SK Gubernur Sulteng.
Tarif tiket eksekutif untuk rute Palu-Manado ditetapkan Rp325 ribu per penumpang dan kelas ekonomi Rp290.000 per penumpang.
Ia mengatakan harga tiket bus bisa turun jika penurunan harga solar diikuti turunnya harga suku cadang kendaraan di pasaran.
Menurut dia, justru penurunan harga suku cadang kendaraan yang bisa mempengaruhi tiket dibandingkan dengan penurunan harga solar yang hanya Rp200 per liter.
Ia menyebutkan setiap hari, perusahaan transportasi yang melayani rute Palu-Manado PP itu mengeluarkan biaya solar untuk sejumlah armada yang rutin beroperasi rata-rata Rp2,450 juta.
Dengan penurunan harga solar sekarang ini berarti biaya pembelian solar hanya turun menjadi Rp2,350 juta atau hanya selisih Rp100 ribu.
"Jadi dampaknya sangat kecil," kata Fiska menegaskan.
Sementara itu, arus penumpang yang tiba maupun berangkat dengan menggunakan PO Harvest setiap harinya normal.
Lonjakan arus penumpang hanya terjadi pada hari-hari besar seperti menjelang Lebaran, Natal dan Tahun Baru serta musim liburan sekolah.
"Kalau hari-hari biasa, penumpang normal,"kata dia.
Sementara Dewan Pembina DPD Organda Palu, Abas Rahim juga mengatakan penurunan harga solar tidak banyak dirasakan para pengusaha angkutan.
"Dampaknya ada, tetapi sangat kecil," kata dia.
Menurut dia, penurunan harga BBM sebesar Rp200 per liter itu tidak mungkin akan diikuti penurunan tarif.