Seorang warga melintas di depan rumah yang roboh akibat diterjang banjir di desa Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Kamis (28/7/2022). ANTARA/Moh Ridwan
Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Kepala Desa Torue Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah Kalman M Andi Hamid mengatakan korban banjir di wilayahnya membutuhkan bantuan logistik dan perlengkapan bayi.
"Kebutuhan sangat mendesak saat ini adalah logistik bahan makanan dan perlengkapan bayi," kata Kalman M Andi Hamid ditemui di Torue, Parigi Moutong, Jumat.
Ia mengemukakan, saat ini korban banjir sedang mengungsi di tempat yang aman sebab mencari perlindungan khawatir terjadi banjir susulan.
Dilaporkan, sementara ini tujuh korban akibat dampak banjir, tiga diantaranya meninggal dunia dan empat orang lainnya masih dinyatakan hilang termasuk bayi.
"Data yang dilaporkan masih bersifat sementara. Kondisi saat ini air sudah surut, namun terjadi pemadaman listrik," ujar Kalman.
Ia menuturkan, banjir disertai lumpur terjadi pada Kamis (28/7) malam pukul 21.00 WITA akibat hujan lebat yang mengguyur daerah tersebut memicu dua sungai di Desa Torue, Kecamatan Torue meluap hingga merendam pemukiman warga setinggi dada orang dewasa.
"Tiga korban meninggal dunia, satu warga Torue atas nama Kasmin Toki (50 tahun) dan dua orang lainnya adalah pelintas atas nama Mato (50 tahun), Aneke Solong (44 tahun). Mereka melintas dari arah Kabupaten Poso. Evakuasi dilakukan warga bersama tim SAR," tutur Kalman.
Dari peristiwa ini, dilaporkan lima desa Kecamatan Torue terdampak diantaranya Desa Torue, Astina, Purwosari, Tolai Barat, Tolai.
"Desa Torue, desa terdampak parah berada di Dusun dua, Dusun Tiga Dusun lima," kata Kalman menambahkan.
Hingga kini belum ada keterangan lebih lanjut dari Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong terkait jumlah kerusakan akibat dampak banjir.
Ditempat yang sama, Ketua DPRD Parigi Moutong Sayutin Budianto meminta Pemkab Parigi Moutong segera menetapkan status tanggap darurat di Kecamatan Torue, menginat kondisi saat ini tidak kondusif.
"Warga butuh obat-obatan, logistik, tenda darurat untuk mengungsi. Untuk sementara warga mengungsi di rumah kerabat mereka, masjid, dan kantor desa," kata Sayutin.