Presiden: Infrastruktur nasional daya tawar bagi investasi
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pembangunan infrastruktur merupakan salah satu prioritas utama pembangunan di Indonesia selama sembilan tahun pemerintahannya, sebab menjadi daya tawar untuk investasi global.
"Negara sebesar Indonesia dengan 17 ribu pulau semuanya membutuhkan yang namanya infrastruktur. Infrastruktur konektivitas berupa jalan, pelabuhan, airport, semuanya dibutuhkan," kata Presiden Jokowi dalam pidatonya di Peringatan Hari Bhakti PU ke-78 di Istana Negara Jakarta, Senin.
Ia mengatakan infrastruktur nasional menjadi daya tawar bagi investasi global sebab mampu meningkatkan kompetisi mewujudkan efisiensi biaya logistik.
"Untuk apa kita prioritaskan infrastruktur? Yang pertama, efisiensi biaya logistik, ini penting sekali dalam rangka kita berkompetisi, bersaing, dengan negara lain. Efisiensi biaya logistik ini penting," katanya.
Ia mengatakan pemerintah telah membangun beragam infrastruktur baik berupa konektivitas jalan hingga infrastruktur pelayanan masyarakat.
"Tidak akan mungkin investor datang kalo infrastruktur kita jelek. Mau ke sebuah pulau tidak bisa karena tidak ada airport, mau ke sebuah pulau tidak bisa karena tidak ada seaport, mau ke sebuah pulau tidak bisa karena tidak ada jalan," katanya.
Presiden Jokowi memandang penting pembangunan infrastruktur bagi negara sebesar Indonesia karena juga berfungsi sebagai pemersatu bangsa.
Selanjutnya, Presiden Jokowi menyebut bahwa pembangunan infrastruktur juga dapat menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru.
"Infrastruktur itu juga mempersatukan. Karena ada airport, orang Aceh bisa langsung terbang ke Papua, dari Papua terbang ke Jawa, dari Jawa bisa terbang ke Kalimantan dan Sulawesi. Fungsinya, sekali lagi, juga mempersatukan," katanya.
Pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan secara besar-besaran sejak tahun 2014 tersebut pun membuat daya saing Indonesia meningkat.
Dalam laporan IMD Global Competitiveness Index bidang infrastruktur, peringkat Indonesia meningkat dari 54 pada tahun 2014 menjadi peringkat 51 pada saat ini.
"Artinya meningkat meskipun juga belum melompat. Kita kerja keras dalam bidang infrastruktur, betul-betul kerja keras. Perubahannya kelihatan, tetapi sekali lagi, peningkatan Global Competitiveness Index kita masih di angka 51, ya naik dari 54 ke 51," ujarnya.
Presiden Jokowi pun mengapresiasi kerja keras dan kecepatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atas pembangunan berbagai infrastruktur di Indonesia.
"Negara sebesar Indonesia dengan 17 ribu pulau semuanya membutuhkan yang namanya infrastruktur. Infrastruktur konektivitas berupa jalan, pelabuhan, airport, semuanya dibutuhkan," kata Presiden Jokowi dalam pidatonya di Peringatan Hari Bhakti PU ke-78 di Istana Negara Jakarta, Senin.
Ia mengatakan infrastruktur nasional menjadi daya tawar bagi investasi global sebab mampu meningkatkan kompetisi mewujudkan efisiensi biaya logistik.
"Untuk apa kita prioritaskan infrastruktur? Yang pertama, efisiensi biaya logistik, ini penting sekali dalam rangka kita berkompetisi, bersaing, dengan negara lain. Efisiensi biaya logistik ini penting," katanya.
Ia mengatakan pemerintah telah membangun beragam infrastruktur baik berupa konektivitas jalan hingga infrastruktur pelayanan masyarakat.
"Tidak akan mungkin investor datang kalo infrastruktur kita jelek. Mau ke sebuah pulau tidak bisa karena tidak ada airport, mau ke sebuah pulau tidak bisa karena tidak ada seaport, mau ke sebuah pulau tidak bisa karena tidak ada jalan," katanya.
Presiden Jokowi memandang penting pembangunan infrastruktur bagi negara sebesar Indonesia karena juga berfungsi sebagai pemersatu bangsa.
Selanjutnya, Presiden Jokowi menyebut bahwa pembangunan infrastruktur juga dapat menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru.
"Infrastruktur itu juga mempersatukan. Karena ada airport, orang Aceh bisa langsung terbang ke Papua, dari Papua terbang ke Jawa, dari Jawa bisa terbang ke Kalimantan dan Sulawesi. Fungsinya, sekali lagi, juga mempersatukan," katanya.
Pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan secara besar-besaran sejak tahun 2014 tersebut pun membuat daya saing Indonesia meningkat.
Dalam laporan IMD Global Competitiveness Index bidang infrastruktur, peringkat Indonesia meningkat dari 54 pada tahun 2014 menjadi peringkat 51 pada saat ini.
"Artinya meningkat meskipun juga belum melompat. Kita kerja keras dalam bidang infrastruktur, betul-betul kerja keras. Perubahannya kelihatan, tetapi sekali lagi, peningkatan Global Competitiveness Index kita masih di angka 51, ya naik dari 54 ke 51," ujarnya.
Presiden Jokowi pun mengapresiasi kerja keras dan kecepatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atas pembangunan berbagai infrastruktur di Indonesia.