Presiden Putin akan siapkan penyelidikan kasus peracunan Navalny

id alexei navalny,navalny diracun,presiden rusia,vladimir putin,perdana menteri italia,Giuseppe Conte

Presiden Putin akan siapkan penyelidikan kasus peracunan Navalny

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny memeluk sang istri Yulia setelah penetapan keputusan di gedung pengadilan di Kirov, Rabu (16/10). Pengadilan Rusia kemarin menetapkan Navalny bersalah atas tudugan pencurian tetapi menangguhkan hukuman lima tahun penjara baginya, yang berarti pengkritik utama Presiden Vladimir Putin tidak akan dipenjara. Navalny dinyatakan bersalah dalam pencurian 16 juta Rubel (500 ribu dolar AS) dari perusahaan kayu pada 2009 bulan Juli lalu. Ia telah melakukan banding atas tuduhan dan hukuman yang diterimanya, berpendapat kasus tersebut direkayasa dan bermotif politik. (REUTERS/Maxim Shemetov)

Presiden Putin telah memberi jaminan kepada saya (dalam percakapan terakhir) bahwa Rusia bermaksud membersihkan apa yang telah terjadi
Roma (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan kepada Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte bahwa ia kan mendirikan komite untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus peracunan pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny.

"Presiden Putin telah memberi jaminan kepada saya (dalam percakapan terakhir) bahwa Rusia bermaksud membersihkan apa yang telah terjadi," kata Conte, dikutip dari wawancara dengan surat kabar Il Foglio, Kamis.

"Dan memberi tahu saya bahwa ia akan menyusun komite penyelidikan serta telah siap untuk berkolaborasi dengan otoritas Jerman," ujar Conte menambahkan.

Navalny, seorang pengkritik terkemuka bagi Putin, tiba-tiba jatuh sakit dalam perjalanan pesawat dari Siberia menuju Moskow pada 20 Agustus 2020, setelah meminum teh di bandara. Sejak 22 Agustus hingga saat ini, ia dirawat di sebuah rumah sakit di Jerman.

Otoritas Jerman menyebut bahwa Navalny diracun dengan racun saraf, namun Rusia sebelumnya menyebut tidak menemukan bukti bahwa Navalny diracun.

"Kolaborasi adalah jalan terbaik untuk mencegah peristiwa yang tiba-tiba ini memberikan dampak negatif terhadap relasi antara Uni Eropa dan Rusia," kata Conte.

Sumber: Reuters