Wapres sebut logistik jadi salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi

id WAPRES,MA'RUF AMIN,LOGISTIK

Wapres sebut logistik jadi salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi

Tangkapan layar - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin memberi sambutan secara virtual pada pembukaan FIATA-RAP Meeting 2024 dan Rapimnas DPP ALFI dipantau dari kanal YouTube Sekretariat Wapres, Jumat (12/7/2024). ANTARA/Benardy Ferdiansyah

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan, sektor logistik menjadi salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi di tanah air.

"Di tingkat nasional, peran sektor logistik sebagai salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi terus meningkat," kata Wapres dalam sambutannya secara daring pada pembukaan The International Federation of Freight Forwarders Associations-Regional Asia Pacific (FIATA-RAP) Meeting 2024 dan Rapimnas DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (11/7).

Wapres dipantau dari kanal YouTube Sekretariat Wapres, Jumat, mengungkapkan, pada 2023, kontribusi sektor logistik terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai hingga Rp1.000 triliun.

Ia mengharapkan kontribusi tersebut akan semakin besar dengan pengoptimalan potensi sektor logistik serta didukung dengan komitmen dan upaya pemerintah untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur logistik di Indonesia.

Untuk mendukung pertumbuhan sektor tersebut, Wapres menjelaskan berbagai proyek pembangunan seperti jalan tol, Pelabuhan, bandara, dan jalur kereta api telah dilaksanakan, bahkan sampai menjangkau ke daerah perbatasan di Indonesia.

"Hal ini penting demi meningkatkan konektivitas antar wilayah sehingga mampu memajukan sektor logistik nasional," ujar Wapres.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa potensi industri logistik di kawasan Asia Pasifik sangat besar didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang positif dan tingginya investasi serta peningkatan volume perdagangan.

"Menjadikan kawasan ini berperan strategis dalam perdagangan global," ucap Wapres.

Kawasan Asia Pasifik, sebut dia, juga menjadi rumah bagi sembilan pelabuhan peti kemas terbesar di dunia dan diproyeksikan akan terus tumbuh seiring dengan semakin meningkatnya volume pengangkutan dan logistik.

Kendati demikian, Wapres mengatakan potensi besar sektor logistik di Asia Pasifik juga menghadapi tantangan seperti ketidakpastian ekonomi global, konflik geopolitik, dan fluktuasi nilai tukar mata uang yang secara langsung mempengaruhi harga bahan bakar yang dapat mengakibatkan kenaikan biaya logistik dan pengangkutan.

"Untuk menjawab tantangan ini, upaya peningkatan efisiensi inovasi digitalisasi dan kolaborasi sektor logistik perlu terus didorong," kata Wapres.