Jakarta (ANTARA) - Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komisaris Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan para siswa SMA Kemala Taruna Bhayangkara dipersiapkan untuk dapat melanjutkan pendidikan ke Top 100 University.
"Selama tiga tahun ke depan, para siswa akan dipersiapkan secara optimal untuk dapat melanjutkan pendidikan ke Top 100 University, kampus unggulan dalam negeri maupun sekolah kedinasan favorit," kata Dedi dalam kegiatan pembekalan kepada para peserta seleksi pusat SMA KTB di Akademi Kepolisian, Semarang, Rabu (9/4), sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Polri di Jakarta, Kamis.
SMA Kemala Taruna Bhayangkara (KTB) merupakan program prioritas Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dalam mendukung kebijakan Astacita pemerintah.
Menurut Dedi, parameter kesuksesan SMA KTB adalah bisa membuka jalan untuk ke universitas terbaik dunia.
Ia mengatakan bahwa target pertama SMA International Baccalaureate berasrama itu adalah meluluskan siswa-siswi diterima di universitas terbaik di dunia, terutama di bidang studi STEM (Science, Technology, Enginering, & Mathematic) dan studi terkait STEM.
Kemudian, meluluskan siswa dan siswi yang mendapatkan beasiswa S1 untuk kuliah di luar negeri dari BIM atau dari beasiswa lain, semisal Jardine dan Fulbright.
Dedi menjelaskan kegiatan seleksi yang dilaksanakan bukan hanya tahapan administratif, tetapi merupakan langkah awal penting dalam menentukan masa depan para calon peserta didik.
"Kegiatan ini adalah titik awal dari pilihan hidup kalian semua dalam melangkah dan menata masa depan. Semoga seluruh siswa diberikan kesehatan dan semangat untuk menjalani proses seleksi hingga tuntas," katanya.
Ia menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi atas perjuangan para peserta yang telah sampai pada tahap tersebut. Pencapaian tersebut patut dibanggakan apa pun hasil akhirnya nanti.
Pada kesempatan itu, Irwasum juga mengutip teori 1 persen (teori Participation Inequality in Society).
Teori itu menjelaskan bahwa di dalam penciptaan ilmu pengetahuan dan pengelolaan sumber daya, hampir selalu didapati pola 1 persen populasi pencipta pengetahuan, 50 persen menguasai sumber daya dunia, 9 persen populasi pengomentar pengetahuan, dan 40 persen populasi pemanfaat pengetahuan.
Berkaitan dengan teori tersebut, ia berharap lulusan SMA KTB dapat menjadi bagian 1 persen populasi yang menciptakan atau minimal 9 persen yang kritis terhadap ilmu pengetahuan.