Siswa di Sigi masih bertahan belajar di tenda

id siswa,sigi

Siswa di Sigi  masih bertahan belajar di tenda

Sejumlah siswa - siswi SDN Lolu Kecamatan Biromaru hendak masuk ke tenda sebagai pengganti ruangan kelas untuk persiapan mengikuti proses belajar mengajar, Selasa. (Foto Antara Sulteng/

Sigi (Antaranews Sulteng) - Para siswa di sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, hingga kini masih belajar di tenda-tenda darurat, karena gedung sekolah mereka yang rusak diterjang gempa bumi 7,4 SR pada 28 September 2018 belum diperbaiki.

Pantauan Antara, Selasa, seperti SD Negeri dan SD Inpres Lolu sudah berlangsung tiga bulan terakhir aktivtas dilakukan di tenda bantuan UNICEF.

Sekolah lainnya adalah?SDN 2 Desa Mpanau Kecamatan Biromaru, SDN 1 Mpanau, SD Inpres Mpanau, Madrasah Tsanawiyah Alkhairaat Biromaru, SMPN 1 Biromaru, SLB, SMAN 1 Sigi, SMK Persada Sigi, dan SDN Jono Oge.

Para murid belajar masih ditenda darurat, namun mereka terlihat sangat antusias karena tidak lama lagi akan memasuki ulangan semester dan juga ujian nasional (UN).

Agustinus, salah satu guru?SD di Kabupaten Sigi berharap pemerintah mempercepat pembangunan kembali sekolah yang terdampak bencana gempabumi dan likuifaksi di daerah itu.

Masalahnya, kata dia, sangatlah tidak mungkin jika siswa terus bertahan belajar di tenda yang sangat serba serderhana tersebut.

Apalagi, kata dia, UN tinggal beberapa bulan lagi akan dilaksanakan. Di satu sisi, siswa dalam masa persiapan terpaksa belajar di tenda dan ini akan sangat berpengaruh besar terhadap hasil ujian baik semester, ujian sekolah maupun UN.

Bupati Sigi, Moh Irwan Lapata membenarkan masih banyak siswa-siswi di daerahnya yang belajar sementara di tenda-tenda atau sekolah darurat karena sekolah mereka sebelumnya diterjang gempa bumi.

Tetapi pemerintah bersama para relawan kemanusiaan peduli bencana sekarang ini sementara membangun sekolah darurat di lokasi-lokasi sekolah yang terdampak.

Seperti di SD Lolu, Kecamatan Sigi, kata dia, saat ini sedang dibangun sekolah darurat yang juga dilengkapi dengan MCK.

Karena untuk membangun kembali seperti semula, tentu butuh waktu, tidak seperti membalikan telapak tangan. Butuh waktu dan dana.

"Tapi pemerintah pasti akan membangun kembali semua sekolah yang hancur akibat gempabumi dan likuifkasi," kata Bupati Irwan.

Berdasarkan dana yang ada, tercatat sekitar 104 unit sekolah di Kabupaten Sigi, rusak total akibat diterjang gempabumi dan likuifaksi. Ratusan sekolah itu tersebar di 13 dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Sigi yang terdampak bencana alam tersebut.

Termasuk juga akibat bencana banjir bandang seperti di Desa Salua, Kecamatan Kulawi.