Produksi Kedelai Petani Sulteng Meningkat

id kedele

Produksi Kedelai Petani Sulteng Meningkat

Seorang petani sedang panen kedelai (ANTARANews)

...peningkatan produksi itu dikarenakan adanya perluasan areal tanam misalkan pada 2012 sekitar 900 hektare."
Palu (antarasulteng.com) - Produksi kedelai petani Sulawesi Tengah dalam kurun empat tahun terakhir ini mengalami peningkatan cukup mengembirakan sehingga perlu terus dipertahankan, kata Sekretaris Dinas Pertanian Sulteng Suhyar di Palu, Senin.

Ia mengatakan bahwa produksi kedelai petani pada 2008 baru 2.927 ton, meningkat menjadi 4.722 ton (2009), namun 2010 turun menjadi 3.555 ton. sementara pada 2011 produksi kembali meningkat menjadi 6.218 ton dan 2012 menjadi 8.166 ton.

Ia menjelaskan peningkatan produksi itu dikarenakan adanya perluasan areal tanam misalkan pada 2012 sekitar 900 hektare.

Sesuai data, kata Suhyar, pada 2011 luas areal kedelai di Sulteng Sulteng tercetat 4.320 hektare, tetapi di 2012 bertambah menjadi seluas 5.315 hektare tersebar di sejumlah kabupaten dan kota.

Menurut dia, pengembangan kedelai di Sulteng tidak segencar tanaman pangan seperti padi dan jagung. Padahal, kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Ia mengtakan bahwa para pengusaha tahu dan tempe di Kota Palu terpaksa harus mendatangkan kedelai dari luar daerah guna memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk kedelai impor yang didatangkan para pengusaha industri tahu dan tempe dari Surabaya dengan biaya cukup mahal.

Petani di Sulteng tampaknya masih enggan menanam kedelai secara besar-besaran karena berbagai alasan.

Pemerintah perlu terus mendorong petani untuk mengembangkan kedelai, paling tidak produksi bisa memenuhi kebutuhan lokal karena hingga kini produksi petani masih kecil dan jauh dari kebutuhan pasar, katanya.

Ismail, salah seorang pengusaha tahu dan tempe di Kota Palu mengaku bahwa sebagian besar kadelai yang digunakan para pembuat tahu dan tempe berasal dari luar daerah.

"Ya saya mendatangkan kedelai impor dari Surabaya," katanya seraya menambahkan biar harganya lebih mahal dibandingkan kedelai produksi petani dalam negeri, tetapi lebih menguntungkan karena dari segi kualitas kedelai impor masih unggul.

Harga kedelai di pasaran saat ini berkisar Rp7.000 sampai Rp8.000 perkilogram, tergantung dari kualitasnya. (BK03)