Anggrek Pensil Babel Makin Langka

id anggrek, babel

Anggrek Pensil Babel Makin Langka

Ilustrasi (antara)

Pangkalpinang - Tanaman anggrek pensil "Papillionanthe hookerina" khas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, semakin langka karena banyaknya lokasi tambang rakyat yang tidak memperhatikan dampak kerusakan lingkungan, kata seorang pemerhati.

"Masyarakat yang melakukan penambangan di kawasan hutan ataupun kawasan lainnya tidak memperhatikan kondisi lingkungan sekitar sehingga banyak tanaman khas Babel yang teracam punah," ujar pemerhati lingkungan yang juga pemilik usaha pengembangan budi daya tanaman hias Bangka Tengah, Ayukhan, di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan, anggrek pensil tersebut biasanya bisa ditemukan di beberapa kawasan sekitar hutan Babel, akan tetapi sekarang dalam kondisi terancam kepunahan.

Ketika masyarakat diberi kebebasan melaksanakan penambangan kondisi alam Babel semakin teracam, banyak kawasan hutan dan perkebunan tidak berbentuk akibat penambangan tersebut.

 Padahal, katanya, pemerintah sudah menyarankan masyarakat dalam melakukan penambangan agar tidak sampai merusak lingkungan setempat.

"Saat ini masyarakat nampaknya tidak terlalu menghiraukan imbauan dari pemerintah sehingga bukan hanya tanaman anggek pensil saja yang teracam punah, tetapi lingkungan lainnya banyak yang terjadi kerusakan," ujar Ayukhan.

Ia mengatakan, pemerintah kelihatannya belum ada tindakan atas kelangkaan tanaman hias yang menjadi khas Babel itu.

Ayukhan berharap kepada pemerintah daerah setempat, kedepannya kondisi tanaman hias itu agar diperhatikan lebih intensip agar bisa menjadi cagar budaya bagi Babel kedepannya.

Di samping itu, katanya, kepedulian masyarakat Babel terhadap tanaman hias masih minim sehingga pengembangan tanaman langka seperti anggrek Pensil sangat kecil.

"Padahal disatu sisi tanaman anggrek tersebut memiliki keunikan tersendiri dan di daerah luar seperti Pulau Jawa menjadi tanaman unik dan mahal," ujarnya.

Menurut dia, ada daya tarik tersendiri dari tanaman anggrek itu sehingga beberapa kalangan memburunya untuk dibudidayakan.

Masyarakat Babel sebaiknya meniru daerah lain untuk bisa membantu pengembangan budi daya tanaman hias itu untuk kut serta melestarikan tanaman khas Babel.
(KR-WRA)