Pakar: Penyuluhan perlu terus dilakukan agar warga sadar kesehatan

id Cek kesehatan gratis, pola hidup sehat

Pakar: Penyuluhan perlu terus dilakukan agar warga sadar kesehatan

Petugas kesehatan memeriksa tekanan darah pasien di Puskesmas Tanah Abang, Jakarta, Minggu (9/2/2025). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nz/aa.

Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama berpendapat penyuluhan kesehatan pada warga perlu terus menerus dilakukan agar menyadari kesehatan merupakan aset yang amat berharga.

"Kalau mobil atau motor saja dipelihara dan setiap sekian ribu kilo meter di cek ke bengkel maka apalagi tubuh kita sendiri," ujar Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 itu melalui pesan teksnya, Senin, terkait peran penyuluh kesehatan dalam mengedukasi pola hidup sehat di masyarakat.

Dokter, kata Tjandra, harus mampu meyakinkan masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat.

Anjuran pola hidup sehat Inilah yang menjadi semangat dari program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari pemerintah dan resmi dilaksanakan secara nasional pada hari ini.

"Anjuran pola hidup sehat harus mampu diyakinkan oleh dokter sesudah selesai pemeriksaan kesehatan gratis," ujar Tjandra.

Lebih lanjut terkait cek kesehatan gratis, dia mengusulkan agar dokter menjelaskan hasil tes pada warga yang diperiksa. Ini karena anjuran atau rekomendasi kesehatan yang diberikan akan tergantung dari hasil tes kesehatan masing-masing orang, sangat spesifik.

"Kalau anjurannya adalah periksa lebih rinci (laboratorium dan lainnya) maka perlu ada kemudahan birokrasinya, bagaimana prosesnya," kata dia.

Tjandra menambahkan program CKG berkala perlu menjadi satu paket yang lengkap termasuk tindak lanjutnya, sehingga benar-benar bermanfaat bagi kesehatan warga bangsa.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan telah menyiapkan 44 puskesmas yang ada di tiap kecamatan serta nantinya 292 puskesmas pembantu untuk program CKG.

Menurut Pemprov DKI, program ini bersifat skrining, tak termasuk pengobatan dan tindakan bila nantinya ditemukan penyakit.

Adapun pengobatan dan tindakan, nantinya menggunakan mekanisme terpisah baik di puskesmas maupun rumah sakit.