Solo - Museum Radya Pustaka di Solo yang merupakan museum tertua di Indonesia, mendapat kucuran dana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar satu miliar rupiah untuk penataan kembali.
"Anggarannya sudah pasti turun sebesar satu miliar rupiah. Nanti untuk pembuatan DED (Detail Engineering Design) dianggarkan sebesar Rp50 juta. Diharapkan DED bisa selesai tahun ini," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Surakarta Widdi Srihanto di Solo, Jumat.
Dana tersebut rencananya untuk penataan fisik yang meliputi bangunan museum itu dan manajemen pengelolaan.
Ia mengatakan, anggaran Rp950 juta akan difokuskan kepada penataan fisik.
Widdi mencontohkan adanya pembenahan ruang pamer yang salah satu caranya dengan menambahkan keterangan sejarah kepada seluruh koleksi.
Hal itu, katanya, untuk memudahkan pengunjung memahami benda- benda bersejarah yang menjadi koleksi museum tertua di Indonesia tersebut.
Pihaknya juga akan melakukan sejumlah penataan koleksi. Hal itu sebagai kebutuhan mendesak karena banyak benda purbakala yang belum bisa dipamerkan di museum tersebut.
"Seperti sejumlah arca yang masih dititipkan di kediaman Go Tik Swan. Itu kan sudah diserahkan ke pemerintah, tetapi sampai sekarang kami masih kesulitan memajang karena tempat terbatas. Ada pula sejumlah benda-benda memorabilia yang belum terpajang," katanya.
Manajemen perpustakana, katanya, juga perlu dibenahi dengan penggunaan sistem komputer.
Hal itu, katanya, untuk memudahkan pengunjung mencari buku atau koleksi naskah yang dibutuhkan.
Dia berharap koleksi naskah itu bisa diabadikan dalam bentuk digital agar lebih awet.
Pengelolaan museum, katanya, juga akan ditinjau ulang agar bisa terus dikembangkan. Apalagi, keberadaannya sudah menjadi rujukan banyak peneliti baik dalam maupun luar negeri.
"Ya untuk pelayanan pengunjung, kami juga akan mengupayakan pendingin ruangan agar yang datang merasa lebih nyaman. Kursi-kursi juga diganti yang baru tetapi tetap bernilai artisitik. Tetapi anggaran itu nanti belum bisa digunakan untuk penataan seluruh ruang di museum, mungkin baru mencakup separuh saja," katanya.
Wakil Ketua Komite Museum Radya Pustaka Djaka Darjata menyatakan, DED museum masih dalam tahap penyusunan.
Pihaknya mengusulkan agar perbaikan museum difokuskan kepada penataan koleksi dengan memunculkan tampilan yang berbeda.
"Tampilan di museum harus beda. Sudah tidak seperti pameran barang, tapi lebih seperti diorama," ujarnya. (Ant)