Palu, (Antaranews Sulteng) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Palu terus memantau penarikan produk suplemen makanan dan obat mengandung DNA babi, yakni Viostin DS dan Enzyplex oleh sejumlah distributor.
Kepala BPOM Safriansyah di Palu, Jumat mengatakan telah menerjunkan timnya untuk memantau penarikan kedua produk tersebut pada fasilitas farmasi dan swalayan di sejumlah titik di Kota Palu seperti toko obat dan apotik.
"Sampai sekarang kita terus memonitoring penarikan produk tersebut di Kota Palu maupun kabupaten di Sulteng oleh distributor," katanya.
Safriansyah mengatakan BPOM di Palu memberi jangka waktu sebulan kepada distributor dan pelaku usaha farmasi maupun swalayan? untuk menarik produk tersebut.
"Viostin DS mulai 2 Februari sampai 2 Maret. Kalau Enzyplex diberi waktu dari 5 Februari sampai 5 Maret untuk menarik semua produknya di Kota Palu dan kabupaten di Sulteng," katanya.
Dia mengatakan jika lewat dari batas waktu yang sudah ditentukan pihaknya masih menemukan produk tersebut beredar dan diperjual belikan, BPOM takkan segan-segan memberi sanksi tegas kepada pelaku usaha dan distributor.
Berdasarkan data dari BPOM di Palu, Suplemen makanan Viostin DS disalurkan oleh PT. PBF dan PT. Matakar Pantam.
"Kalau Enzyplex disalurkan oleh PT. PBF, PT. APL dan PT. Kimia Farma," sebutnya.
Dalam penarikan itu, BPOM juga menggandeng Dinas Kesehatan kabupaten dan kota untuk memantau penarikan kedua produk itu.
Berita Terkait
Taiwan kembangkan obat tumor untuk hewan
Kamis, 22 Februari 2024 9:01 Wib
WHO terbitkan informasi cepat obat pencegah TBC
Minggu, 18 Februari 2024 5:33 Wib
Penggunaan obat kumur bisa tingkatkan kadar gula darah pasien diabetes
Sabtu, 17 Februari 2024 12:27 Wib
AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:44 Wib
Polisi sita ratusan butir obat terlarang dari toko kosmetik
Senin, 5 Februari 2024 15:37 Wib
Polisi ungkap peredaran obat keras Hexymer di "marketplace"
Kamis, 1 Februari 2024 15:15 Wib
Belajar cara olah tumbuhan obat dari masyarakat Wawsano NTT
Senin, 29 Januari 2024 7:36 Wib
"Finerenone" jadi obat baru tangani penyakit ginjal kronis
Senin, 15 Januari 2024 15:43 Wib