Parigi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, memprogramkan peremajaan pohon kelapa seluas 100 hektare melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2020.
"Kami di daerah sebatas pendampingan program peremajaan sub sektor perkebunan khususnya tanaman kelapa. Pelaksana teknis berada di Dinas Perkebunan Sulteng," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Parigi Moutong Nelson Metubun, di Parigi, Rabu.
Menurut dia, kelapa saat ini masih menjadi salah satu komoditas pelengkap ketahanan pangan daerah setempat, di samping tanaman kakao yang juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, sedangkan padi menjadi komoditas utama menjaga stabilitas pangan daerah itu, termasuk kontribusi terhadap ketahanan pangan Sulteng.
Nelson menjelaskan sektor pertanian masih menjadi andalan kabupaten tersebut dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani.
"Petani memberikan sumbangsih besar terhadap daerah ini, oleh karena itu pemerintah sebagai mitra mereka terus mendorong dan mendukung langkah-langkah inovasi dilakukan petani dalam rangka meningkatkan hasil produksi," kata dia menjelaskan.
Tahun 2019, Parigi Moutong juga mendapat sentuhan program yang sama, di mana luas lahan yang terakomodasi sekitar 437 hektare dari total luas keseluruhan lahan produktif perkebunan kelapa seluas 26.522 hektare.
Rata-rata produksi kelapa rakyat di Parigi Moutong sebesar 212,176 juta butir/tahun yang mencapai 100 pohon per hektar dengan jarak tanam 10 meter.
"Petani mampu panen empat kali dalam setahun, artinya kondisi ini masih cukup ideal," ungkap Nelson.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas TPHP Parigi Moutong Rahmatia menjelaskan program peremajaan kelapa tahun ini petani mendapatkan 80 unit knapsack atau alat semprot pertanian dan pupuk jenis NPK 800 kilogram serta herbisida pengendali gulma.
Dia mengemukakan, bantuan bersumber dari APBN tersebut langsung disalurkan kepada kelompok tani yang tersentuh program peremajaan kelapa, dan pekan lalu bantuan pupuk itu telah direalisasikan ke petani.
"Tugas kami mengevaluasi program di lapangan dan menentukan kelompok mana saja yang berhak mendapat bantuan. Saat ini program itu sedang berjalan," kata Rahmatia.
Oa mepaparkan dari 100 hektare lahan tersentuh program peremajaan kelapa itu menyasar sekitar lima kelompok tani atau 150 orang petani di Kabupaten Parigi Moutong.
"Program peremajaan perlu dilakukan sebab banyak tanaman petani kurang produktif karena penuaan, sehingga dipandang perlu dilakukan tanam ulang supaya lebih produktif," demikian Rahmatia.