BPBD Sulteng identifikasi tujuh daerah berisiko terjadi bencana

id bpbdsulteng,bencanaalam,banjir,sulawesitengah

BPBD Sulteng  identifikasi tujuh daerah berisiko terjadi bencana

Banjir bandang melanda Desa Rogo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah belum lama ini. Tampak sejumlah warga membersihkan sisa-sisa material pasir dan tanah yang merendam rumahnya. ANTARA/ (Kristina Natalia)

Kota Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah mengindentifikasi sebanyak tujuh daerah yang mempunyai risiko tinggi terjadinya bencana sehingga masyarakat di daerah tersebut perlu meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi bencana.

Tujuh daerah itu yakni, Kabupaten Sigi, Parigi Moutong, Toli-toli, Buol, Donggala, Banggai Laut dan Banggai Kepulauan.

“Daerah ini dianggap memiliki risiko karena menjadi wilayah langganan terjadi bencana seperti banjir, longsor maupun abrasi pantai,” sebut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulawesi Tengah, Andi Sembiring, di Palu, Selasa.

Andi mengatakan selama periode Oktober hingga November 2021 tercatat sudah ada 10 kasus bencana yang terjadi di Sulawesi Tengah yang dilaporkan oleh masyarakat di daerah yang terdampak bencana.

Selain melakukan pertolongan dan penanggulangan bencana, BPBD Sulteng juga meningkatkan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat. “Mitigasi bencana itu penting agar mengurangi risiko,” ucapnya.

Menurut Andi, BPBD yang ada di kabupaten/kota kurang aktif dalam penanganan bencana maupun mitigasi bencana kepada masyarakat. Beberapa kali terjadi bencana, BPBD Sulteng justeru tidak menemukan adanya personel dari BPBD kabupaten.

Kata Andi, pemerintah daerah perlu mendukung kerja BPBD dalam melakukan penanganan dan penanggulangan bencana. Andi akui hingga saat ini anggaran penanggulangan bencana BPBD di kabupaten/kota juga masih minim.

“Saya tidak paham apakah pemerintah daerahnya yang kurang peduli dengan mitigasi bencana atau memang BPBD daerah yang kurang kreatif,” terangnya.

Untuk meningkatkan kinerja dalam penanggulangan bencana di daerah, BPBD akan melakukan selektif dalam merekrut anggota. Sebab, selama ini anggota yang bertugas dalam penanganan bencana tidak ahli dalam hal kebencanaan.

“Dalam kebencanaan ini kita harus cepat dan tepat, nah perlu orang-orang yang sudah berkompeten dalam hal kebencanaan,” jelasnya.

“Mayoritas di kabupaten, anggota BPBD diisi oleh orang-orang yang tidak memiliki keahlian dalam mitigasi bencana,” tambahnya.