Mantan Sekda Parimo ajak petambak udang tradisional gunakan teknologi

id Udang vaname, tambak udang, perikanan, Parigi Moutong, Ardi kadir

Mantan Sekda Parimo ajak petambak udang tradisional gunakan teknologi

Salah satu petambak udang vaname di Parigi Moutong melihat tambak udangnya yang baru ditebar benur udang sebanyak 350 ribu benur menggunakan sistem teknologi intensif, Senin (21/3/2022). ANTARA/Moh Ridwan

Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah Ardi Kadir ajak petambak udang vaname yang masih memakai sistem tradisional beralih menggunakan teknologi intensif di samping lebih produktif juga memberikan keuntungan besar.
 
"Budidaya udang vaname dengan teknologi intensif, jauh lebih efektif ketimbang skema tradisional, dan keuntungannya pun cukup besar," kata Ardi usai menabur benur udang vaname di tambak miliknya di Parigi, Senin.
 
Menurut dia, menggunakan sistem teknologi intensif dinilai lebih peluang produksi, seperti yang telah dikembangkan sejumlah perusahaan berinvestasi di kabupaten itu.
 
Seperti yang telah dilakukannya, tabur benih perdana sebanyak 350 ribu benur udang dengan luasan kolam 250 meter persegi diestimasikan dapat menghasilkan produksi 9 ton.
 
Meski nilai investasi sedikit lebih tinggi ketimbang tambak tradisional, namun sekali panen dapat menutupi modal yang sudah dikeluarkan.
 
Ia mengemukakan, saat ini lahan tambak miliknya yang tersedia sebanyak delapan kolam, namun untuk pengembangan selanjutnya baru memanfaatkan empat kolam dengan luasan bervariasi.
 
"Efektivitas tambak udang vaname sistem intensif dan tradisional jauh berbeda. Estimasi hitungan 1 hektare dengan isi 350 ribu benur hanya bisa memproduksi kurang lebih 1 ton udang, sedangkan pola teknologi intensif dengan ukuran kolam 250 meter persegi dapat memproduksi 9 hingga 10 ton sekali panen," kata Ardi menuturkan.
 
Penggunaan teknologi intensif, katanya, dilakukan secara tersistem. Penggunaan air laut misalnya, harus melalui proses penyaringan ditempat khusus hingga dinyatakan benar-benar steril, lalu dimasukkan ke dalam kolam guna mengganggu risiko kegagalan perkembangan benur, begitu pun penataan kolam menggunakan material sederhana tanpa harus di dinding Benton.
 
Lalu, dari segi harga, udang vaname berkisar di angka Rp45 ribu per kilogram hingga ratusan ribu, tergantung ukuran diinginkan pasar.
"Semakin kecil ukuran (udang vaname), maka semakin tinggi harga jualnya, dan pasar udang vaname sudah jelas, menyasar pasar ekspor," paparnya.
 
Ia menambahkan, pengembangan udang vaname sangat cocok di Parigi Moutong karena memiliki garis pantai cukup panjang sekitar 472 kilometer.
 
Selain itu, perikanan merupakan juga merupakan salah satu sektor unggulan daerah setempat selain kelautan.
 
"Komoditas udang vaname sangat menjanjikan, sehingga saya mengajak petambak di daerah ini mengembangkan komoditas tersebut, entah secara perorangan maupun kelompok," demikian Ardi.