Pemkot Palu simulasi evakuasi mandiri momen kesiapsiagaan bencana

id Presley Tampubolon, bpbdpali, Pemkotpalu, simulasi, evakuasi mandiri, mitigasi, bencana, gempa, tsunami

Pemkot Palu  simulasi evakuasi mandiri momen kesiapsiagaan bencana

Ilustrasi- Petugas mempraktekan cara mengevakuasi korban bencana dalam simulasi penanganan bencana gempa dan tsunami di Desa Wani, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/7/2020). ANTARA/Mohamad Hamzah

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah melakukan simulasi evakuasi mandiri/mitigasi pada momen pelaksanaan kegiatan hari kesiapsiagaan bencana gempa dan tsunami secara serentak yang ditetapkan pada Selasa 26 April 2022.
 
"Latihan bersama pada masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan tingkat masyarakat yang dikoordinir pemerintah kecamatan dan kelurahan sebagai langkah penyelamatan diri," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu Presley Tampubolon dihubungi di Palu, Senin.
 
Berdasarkan surat Pemkot Palu menindaklanjuti surat edaran Gubernur Sulteng nomor: 054.2/356/BPBD tentang hari kesiapsiagaan bencana di provinsi itu, maka pemerintah kota setempat membuat rangkaian kegiatan dalam memperkuat mitigasi.
 
Sebab, Kota Palu salah satu daerah rawan bencana alam, yang mana pada 28 September 2018 ibu kota Sulteng dilanda gempa, tsunami dan likuefaksi. Atas dasar itu, pemerintah setempat menyampaikan instruksi dan mengajak seluruh elemen masyarakat ikut berpartisipasi dalam giat tersebut.

"Tepat Pukul 10.00 WITA Earli Warning Sistem (EWS) atau sistem peringatan bencana gempa dan tsunami dibunyikan, di momen itu latihan bersama di mulai. Ada satu tempat terpusat untuk penguatan simulasi," ujar Presley.
Ilustrasi- Petugas Arkom Indonesia Wilayah Sulteng bekerjasama dengan forum pengurangan resiko bencana Desa Wani II, melakukan simulasi pengurangan risiko bencana gempa dan tsunami, pada Sabtu (18/7/2020). ANTARA/HO/Arkom
 
Simulasi pencegahan bencana bertajuk keluarga tangguh bencana pilar bangsa menghadapi bencana dengan pesan utama siap untuk selamat.
 
Tepat pada waktu ditetapkan, serentak mulai dari tingkat instansi, hingga masyarakat membunyikan alarm, lonceng, dan alat bunyi pertama lainnya selama satu menit, serta melakukan proses evakuasi mandiri sebagai bentuk kepedulian dan komitmen menghadapi ancaman bahaya bencana.
 
"Ini dimaksudkan supaya masyarakat terlatih bila sewaktu-waktu terjadi situasi darurat yang membahayakan keselamatan jiwa," demikian Presley.