Jakarta (antarasulteng.com) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal
TNI Hadi Tjahjanto, mengatakan penguatan "National Air Power" sebagai
sebuah grand design strategi nasional menghadapi era perang modern dan
"irregular war" perlu didukung semua pihak, hal ini terkait dengan visi
dan misi pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Percepatan penguatan national air power perlu segera
direalisasikan, karena ancaman dalam perang moderen, tidak lagi
konvensional sebuah negara, tetapi dapat berupa kelompok atau organisasi
bersenjata berlandaskan ideologi atau ekonomi. Oleh karenanya, saya
mendukung dibentuknya NASPCI (National Air and Space Power Center of
Indonesia) yang merupakan pengembangan dari organisasi APCI (Air Power
Center of Indonesia)," kata KSAU dalam amanat tertulisnya yang dibacakan
Wakasau Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaadtmadja saat peresmian
renovasi gedung NASPCI (National Air and Space Power Center of
Indonesia), di komplek Rajawali Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kehadiran air power yang kapabel menjadi penting,
untuk menjaga kedaulatan NKRI melalui patroli maritim yang mampu
menjangkau hingga ZEE Indonesia serta dapat membantu pemerintah
mengambil alih pengelolaan FIR (Flight Information Region) di atas
kepulauan Riau dan Natuna.
KSAU berharap, kehadiran NASPCI akan menjadi counterpart bagi TNI
AU dalam hal pengkajian dan penguasaan "air and space power" yang
sangat penting bagi penguatan peran TNI AU dalam mendukung program poros
maritim Indonesia.
Ia juga optimistis dimasa datang NASPCI mampu mewujudkan upaya pengembangan "air power" dan "air space power" Indonesia.
Ketua umum NASPCI Marsda TNI Usra H Harahap dalam laporanya
menjelaskan, salah satu kegiatan yang akan di gelar NASPCI adalah
penyelenggaraan Indonesian Internasional Air Show (IIAS), yang akan
digelar di bandara Ngurah Rai Bali pada 2018 mendatang.
Pameran kedirgantaraan bertaraf internasional itu digagas oleh
NASPCI bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk TNI AU, Lima, dan
Tarsus (penyelenggara Dubai Air Show).
Ketua Umum NASPCI Marsda TNI Usra Hendra Harahap mengatakan, IIAS
dilaksanakan sebagai penerus kegiatan Indonesia Air Show yang terakhir
kali dilaksanakan tahun 1996 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta,
Cengkareng.
"Sudah 20 tahun Indonesia tidak menyelenggarakan pameran
kedirgantaraan bertaraf internasional. Kalau dilaksanakan tahun 2018
nanti, berarti kita sudah kehilangan momen 22 tahun. Ini yang kemudian
dimanfaatkan negara-negara tetangga dengan menyelenggarakan pameran
kedirgantaraan berskala besar," katanya.
Usra menilai, potensi bisnis dengan dilaksanakannya Aero Indonesia
sangat tinggi. NASPCI telah berkoordinasi dengan berbagai pihak
termasuk penyelenggara pameran LIMA di Malaysia dan penyelenggara Dubai
Air Show untuk melihat kemungkinan dilaksanakannya pameran
kedirgantaraan bertaraf internasional di Indonesia.
"Kami juga sudah laporkan kepada Menteri Perhubungan dan
Menkopolhukam. Menkopolhukam di dampingi KSAU juga sudah menyampaikan
rencana ini kepada Presiden RI Joko Widodo. Secara informal Presiden
menyetujui, apalagi rencana penyelenggaraannya tidak menggunakan
anggaran negara," tuturnya.
Berita Terkait
Presiden lantik Marsdya Tonny sebagai KSAU Jumat pekan ini
Rabu, 3 April 2024 9:32 Wib
Presiden tunjuk Marsdya Tonny Harjono sebagai KSAU
Selasa, 2 April 2024 8:09 Wib
KSAU: TNI sudah amati perkembangan AI untuk pertahanan negara
Senin, 4 Desember 2023 16:27 Wib
KSAU bangga Letda Pnb Ajeng jadi penerbang tempur perempuan pertama
Senin, 18 Mei 2020 15:04 Wib
Saran mantan KSAU, terkait rencana beli pesawat tempur
Minggu, 16 Februari 2020 7:48 Wib
Mantan KSAU: Lengkapi radar cegah masuknya pesawat asing
Sabtu, 15 Februari 2020 22:17 Wib
KSAU: TNI AU harus inovatif
Minggu, 30 Juli 2017 0:01 Wib
KSAU harapkan TNI AU bebas dari korupsi
Minggu, 9 April 2017 19:08 Wib