"Proyek ini tidak hanya tentang membangun kembali fasilitas bandara yang terdampak gempa bumi, tetapi juga tentang membangun kembali semangat dan harapan bagi masyarakat Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu," kata Kepala Unit Penyelengara Bandar Udara (UPBU) Mutiara Sis Al-Jufri Rudi Richardo di Palu, Sabtu.
Dia menjelaskan salah satu tujuan perbaikan dan pengembangan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri untuk memperbaiki sejumlah fasilitas yang rusak akibat terdampak bencana gempa bumi dan tsunami 2018 silam.
"Setelah rehab rekon maka Bandara Mutiara Sis Al-Jufri memiliki panjang runway 2.510 x 45 meter, sehingga mampu didarati pesawat terbesar Boeing 737-900ER dan gedung terminal penumpang berukuran 19.476 meter persegi," ucapnya.
Bandara Mutiara Sis Al-Jufri saat ini terdapat delapan maskapai yang beroperasi dengan beberapa rute penerbangan yakni Palu-Jakarta, Palu-Makassar, Palu-Luwuk, Palu-Toli toli, Palu-Morowali, Palu-Balikpapan, Palu-Ampana, Palu-Poso, Palu-Seko dan Palu-Pahuwato.
Sementara Direktur Jenderal Perhubungan Udara M. Kristi Endah Murni menuturkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) senantiasa terus meningkatkan pelayanan bandara.
"Sekarang ini Bandara Mutiara Sis Al-Jufri tampil cantik untuk mendukung konektivitas, mendorong kunjungan wisata dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah," ujar Kristi.
Kata Kristi, Kementerian Perhubungan memastikan untuk terus meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan.
"Aspek keselamatan dan keamanan penerbangan terus kami tingkatkan, kenyamanan bagi penumpang juga menjadi perhatian khusus. Mari bersama-sama kita jaga bandara ini dengan baik," tutur dia.
Berdasarkan data pembelian tiket pesawat, harga tiket Palu-Jakarta saat mencapai Rp1.668.900 per orang dan Palu-Makassar Rp1.120.000 per orang.