Pertamina EP Donggi Matindok Field raih PROPER Emas berkat program pemberdayaan masyarakat adat

id Pertamina EP Donggi Matindok Field,program,pemberdayaan ,masyarakat

Pertamina EP Donggi Matindok Field raih PROPER Emas berkat program pemberdayaan masyarakat adat

Pertamina EP Donggi Matindok Field Raih PROPER Emas Berkat lewat program pemberdayaan Masyarakat Adat Foto ANTARA-HO (Pertamina EP Donggi Matindok Field)

Banggai (ANTARA) - Pertamina EP Donggi Matindok Field (PEP DMF), bagian dari Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, kembali meraih penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Penghargaan bergengsi ini diberikan atas komitmen dan inovasi PEP DMF dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat adat Togong Tanga di Desa Leme-Leme Darat, Banggai Kepulauan.

Tahun ini, PEP DMF mengusung program Simpul Emas (Sistem Pengolahan Madu dan Ekowisata Berbasis Masyarakat), sebagai kelanjutan dari program Kokolomboi Lestari yang sukses dilaksanakan sebelumnya.

Program ini tidak hanya berfokus pada konservasi lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat melalui pengolahan madu berkualitas tinggi dan pengembangan ekowisata berbasis masyarakat.

Dalam program Simpul Emas, PEP DMF mengembangkan inovasi mesin pasteurisasi dan vacuum cooling yang mampu meningkatkan kualitas madu.

Pertamina EP Donggi Matindok Field Raih PROPER Emas Berkat lewat program pemberdayaan Masyarakat Adat Foto ANTARA-HO (Pertamina EP Donggi Matindok Field)

Teknologi ini mengadopsi prinsip kerja Central Processing Plant (CPP), khususnya pada proses regenerasi Triethylene Glycol (TEG) dalam Dehydration Unit (DHU) yang diadaptasi menjadi sistem pasteurisasi madu.

Selain itu, prinsip Bernoulli pada pompa digunakan untuk menciptakan efek venturi dalam mesin vacuum cooling, sehingga proses pendinginan madu menjadi lebih cepat dan kualitasnya lebih terjaga.

General Manager Zona 13, Andry Sehang, menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen PEP DMF dalam menjalankan praktik bisnis berkelanjutan.

"PEP Donggi Matindok Field sebagai salah satu pendukung ketersediaan energi di Sulawesi Tengah terus berupaya menemukan sumber cadangan baru. Namun, kami juga berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan memberdayakan masyarakat rentan, khususnya masyarakat adat Togong Tanga," ujar Andry.

Program Simpul Emas telah membuahkan hasil nyata, di antaranya pengembangan kawasan konservasi berbasis masyarakat adat, pemanfaatan hutan melalui budidaya lebah madu (apikultur), serta ekowisata berbasis edukasi (eko-edu wisata).

Field Manager PEP DMF, Ridwan Kiay Demak, mengungkapkan bahwa keberhasilan program ini telah menginspirasi replikasi di enam desa lainnya, yaitu Desa Unu, Desa Olusi, Desa Mangais, Desa Meselesek, Desa Alul, dan Desa Komba-Komba.

“Dengan model konservasi yang sukses, masyarakat adat tidak hanya memperluas area perlindungan hutan, tetapi juga menunjukkan kemampuan mereka dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Kepercayaan yang dibangun dengan masyarakat mendorong mereka untuk mengambil inisiatif sendiri dalam pelestarian lingkungan,” tutur Ridwan.

Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan pengelola hulu migas yang beroperasi di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua, dengan berbagai aset di darat maupun lepas pantai. PEP DMF sendiri berada di Zona 13 yang mencakup wilayah Donggi Matindok, Senoro Toili, dan Makassar Strait.

Dengan pencapaian PROPER Emas ini, PEP DMF semakin memperkuat posisinya sebagai perusahaan yang tidak hanya fokus pada eksplorasi dan produksi energi, tetapi juga memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Keberhasilan program Simpul Emas menjadi bukti bahwa sinergi antara industri dan komunitas dapat menciptakan manfaat berkelanjutan bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Foto : (Pertamina EP Donggi Matindok Field)
Foto : (Pertamina EP Donggi Matindok Field)