Jembatan 'bailey' terpasang di Sungai Dampala, lalu lintas Sulteng-Sultra pulih

id BPJN XIV,Jembatan Dampala

Jembatan 'bailey' terpasang di Sungai Dampala, lalu lintas Sulteng-Sultra pulih

Jembatan rangka besi (bailey) di Sungai Dampala, Kabupaten Morowali, Sulteng, saat menjalani uji beban, Rabu (26/6) dan mulai difungsikan Kamis (27/6) sehingga arus lalulintas Sulteng-Sultra kini pulih kembali. (Antaranews Sulteng/Doc. BPJN XIV)

Palu (ANTARA) - Arus lalu lintas di jalan trans Sulawesi di Kabupaten Morowali yang menghubungkan Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, kini pulih setelah berfungsinya jembatan darurat rangka besi (bailey) di Sungai Dampala, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, mulai Kamis (27/6) pagi.

"Alhamdulillah, jembatan bailey sudah selesai dipasang Rabu (26/7) sore dan telah menjalani uji beban," kata Nurhasnah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.7 Bungku-Batas Sultra pada Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV Sulteng yang dihubungi di Morowali, Kamis.

Sejak 8 Juni 2019, arus lalu lintas di poros jalan arteri Sulteng-Sultra ini putus total karena jembatan permanen di Sungai Dampala dengan bentangan 41,2 meter hanyut dibawa banjir yang membawa sedimentasi berat berupa batang kayu besar dan pepohonan.

Banjir bandang yang melanda Kabupaten Morowali itu merusak tiga jembatan permanen yakni Dampala, Bahoyuno dan Bahodopi, namun jembatan Bahoyuno bisa diatasi hanya dua hari setelah rusak, sedangkan jembatan Bahodopi kembali fungsional sepekan setelah dihantam banjir pada 8 Juni 2019.

Pemulihan Jembatan Dampala ini, kata Nurhasnah, butuh waktu agak panjang (sekitar 15 hari pascabanjir) karena harus mengumpulkan material jembatan rangka baja dari berbagai lokasi di Sulteng dan pemasangannya juga terhambat karena debit air banjir cukup lama baru surut.

Selain itu, jembatan darurat bailey ini harus dipasang di lokasi lain karena lokasi jembatan Dampala yang hanyut telah tergerus air sehingga butuh bentangan jembatan sampai 100 meter.

"Karena itu kami memindahkan lokasi pemasangan jembatan darurat ini ke bagian atas yang bentangannya hanya 30 meter, dan jalur jalan memanfaatkan jalan usaha tani yang telah diperkeras," ujarnya.

Baca juga: Walhi sebut banjir Morowali Utara karena masifnya perambahan hutan
Baca juga: Produksi banjir di daerah tambang (vidio)

 
PPK 35 PJN XIV Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Irvan Asmara (kiri), pada Senin (10/6) menyaksikan kondisi Jembatan Dampala yang musnah diterjang banjir bandang pada Sabtu (8/6), mengakibatkan Kecamatan Bahodopi yang merupakan kawasan industri pertambangan nikel terbesar di Indonesia menjadi terisolir. (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)

Menurut Nurhasnah, meskipun jembnatan ini sudah berfungsi, namun beban kendaraan yang melintas di situ terpaksa dibatasi maksimal hanya delapan ton, dan bila ada kendaraan dengan beban total lebih delapan ton, harus membongkar sebagian muatannya baru dizinkan lewat.

Kepala BPJN XIV Sulawesi Tengah Satryo Utomo dan sejumlah stafnya melakukan peninjauan pada ruas jalan nasional Trans Sulawesi Sulteng-Sultra di Kabupaten Morowali dan Morowali Utara dan menyaksikan langsung uji beban terhadap jembatan bailey Dampala.

Satryo juga melihat dari dekat kondisi sejumlah jembatan lainnya yang kini terancam ambruk akibat bencana banjir serta badan jalan yang tertimpa longsor serta ambles (turun permukaannya) beberapa centimeter karena hujan yang berkepanjangan.

Kepala Satker II BPJN XIV Sulteng Beny Birmansyah menyebutkan bahwa untuk membangun kembali sejumlah jembatan yang rusak akibat banjir di jalur trans Sulawesi di Kabupaten Morowali dan Morowali Utara dibutuhkan dana sekitar Rp350 miliar.

Bupati Morowali Taslim yang dihubungi terpisah memberikan apresiasi terhadap upaya keras BPJN XIV untuk memulihkan Jembatan Dampala sehingga stagnasi lalu lintas khususnya angkutan barang tidak berlangsung terlalu lama.

"Kami pemerintah daerah memberikan dukungan apapun yang kami bisa dan dibutuhkan jajaran BPJN XIV untuk memulihkan jembatan Dampala karena trans Sulawesi di Morowali ini sangat strategis untuk mendukung perekonomian Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara," ujarnya.

Baca juga: Kerugian infrastruktur akibat banjir Morowali capai ratusan miliar rupiah (vidio)Baca juga: Kementerian PUPR upayakan Trans Sulawesi di Morowali segera terbuka kembali
 
Kepala BPJN XIV Stryo Utomo (tengah) didampingi Kasatker Perencanaan David Pasaribu (kiri) dan PPK 3.7 Nuyrhasnah saat meninjau ruas jalan trans Sulawesi Sulteng-Sultra di Desa Bete-bete, Kabupaten Morowali, Rabu (26/6). Ruas jalan ini sempat putus karena longsor namun telah berhasil dipulihkan. (Antaranews Sulteng/Doc. BPJN XIV)