Palu - Dinas Perindagkop Sulawesi Tengah dalam inspeksinya menemukan sejumlah distributor gula pasir di Palu menumpuk stok di gudangnya, menyebabkan gula pasir di pasaran mulai langka dan harga naik.
"Ternyata stok gula pasir yang dikuasai distributor cukup banyak," kata Kepala Seksi Usaha dan Sarana Perdagangan Dinas Perindagkop Sulteng Rudi Zulkarnaen di Palu, Rabu.
Ia mengatakan bahwa pada Selasa (19/6) tim dari Dinas Perindagkop melakukan inspeksi keempat distributor dan menemukan tiga distributor masih menguasai persediaan gula pasir dalam jumlah memadai.
Ironisnya, kata Rudi, gula pasir di pasar-pasar, toko dan kios-kios cukup langka.
Kalaupun ada, harganya naik. Harga gula pasir dijual pengecer bervariasi antara Rp13.000,00 sampai Rp14.000,00 per kilogram.
Padahal dalam kondisi normal harga kebutuhan masyarakat itu hanya Rp11.000,00 per kilogram.
Rudi tidak merinci jumlah stok gula pasir yang ada sekarang ini digudang distributor, tetapi menjamin dapat memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran 2012.
"Soal stok tidak ada masalah. Hanya saja harga naik," katanya.
Tiga distributor yaitu CV Garindo, UD Pelita Indah dan PT Sinar Lestari mengaku menaikan harga, sebab harga pembelian di tingkat pabrik naik.
Karena harga penjualan pabrik naik, maka distributor ikut menyesuaikan. Harga penjualan distributor sebelumnya Rp610.000 per karung untuk gula pasir kristal putih, kini naik menjadi Rp611.000,00.
Sementara gula pasir yang didatangkan dari Provinsi tetangga Gorontalo dijual distributor kepada pedagang Rp605.000,00 per karung (isi 50kg).
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak resah atau melakukan aksi borong, sebab stok gula pasir dikuasai distributor cukup banyak.
Aksi borong juga bisa memicu harga gula pasirdi pasaran terus bergerak naik.(BK03)
