Jakarta (ANTARA) - Tim dari Polda Sulawesi Tengah dan Polres Sigi saat ini berupaya menyembuhkan trauma yang dialami para korban dan pengungsi pascapembakaran dan pembunuhan satu keluarga di Sigi.
"Trauma healing para korban dan pengungsi. Para korban menyaksikan langsung kekejian para pelaku teror tersebut," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Brigjen Pol. Awi Setiyono di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Senin.
Selain itu, Polda Sulteng dan Polres Sigi juga mendistribusikan bantuan sembako, baik dari donatur masyarakat maupun dari Polda Sulteng, untuk dibagikan kepada para pengungsi.
"Polda Sulteng dan Polres Sigi dipimpin Karo SDM mendistribusikan sembako untuk para pengungsi," kata Awi.
Sebelumnya pada hari Jumat (27/11) sekitar pukul 10.00 WITA, satu keluarga yang terdiri atas empat orang di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi dibunuh oleh sejumlah orang tak dikenal yang diduga kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
Keempat korban yang dibunuh kelompok ini adalah Yasa selaku kepala rumah tangga, Pinu, Nata alias Papa Jana alias Naka, dan Pedi.
Tidak hanya membunuh keluarga Yasa, Ali Kalora dkk. juga mengambil stok beras 40 kg dan rempah-rempah milik keluarga tersebut, kemudian membakar enam rumah.
Setelah kejadian itu, warga transmigran di wilayah tersebut memilih mengungsi sementara karena merasa khawatir akan keselamatan jiwa mereka.
Baca juga: TNI kirim pasukan khusus buru pelaku pembantaian di Sigi