Lembaga Filantropi Islam Dompet Dhuafa mendirikan dapur darurat untuk menyalurkan bantuan makanan siap santap kepada masyarakat di Gaza, Palestina yang saat ini tengah berlindung di pengungsian Beit Hanoun.
“Alhamdulillah, kita sudah bekerjasama dengan mitra di Palestina untuk memenuhi kebutuhan dasar penyintas, kami berencana mendirikan dapur Dompet Dhuafa dengan menyediakan paket makanan siap santap bagi 1.000 penyintas setiap harinya selama satu bulan ke depan," kata Kepala Disaster Management Center Dompet Dhuafa Arif Rahmadi Haryono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Arif menyebutkan, pada pekan lalu, Dompet Dhuafa sudah membagikan ratusan paket makanan untuk 1.000 jiwa, layanan kesehatan, dan paket makanan panas untuk lebih dari 500 jiwa.
"Kali ini kami kembali menyalurkan bantuan makanan siap santap kepada penyintas yang berada di camp pengungsian Beit Hanoun, karena meski akses bantuan kemanusiaan dibatasi oleh zionis Israel, masyarakat di Palestina masih sangat membutuhkan bantuan," ujar dia.
Ia berharap, dengan adanya bantuan ini, dapat memenuhi gizi utamanya bagi anak-anak dan wanita di Gaza.
“Semoga ini menjadi harapan bagi kita semua dalam pemenuhan gizi para penyintas, khususnya anak-anak dan wanita di Gaza, Palestina," ucap Arif.
Berdasarkan data dari Badan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang menangani permasalahan kemanusiaa (UNOCHA), sejak 4 November 2023, terdapat 9.485 jiwa meninggal dunia, 24.173 jiwa mengalami luka-luka, sekitar 260.000 unit rumah terdampak dan 1.500.000 jiwa mengungsi akibat serangan Israel ke Gaza.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh mendorong dukungan terhadap kemerdekaan Palestina melalui distribusi zakat, infak dan sedekah untuk kepentingan perjuangan rakyat Palestina.
“Umat Islam diimbau untuk mendukung perjuangan Palestina, seperti gerakan menggalang dana kemanusiaan dan perjuangan, mendoakan untuk kemenangan, dan melakukan shalat ghaib untuk para syuhada Palestina," kata Niam saat menyampaikan rekomendasi fatwa, di Jakarta, Jumat.
Dia juga mengatakan bahwa zakat dari umat Islam di Indonesia dapat didistribusikan untuk bantuan kemanusiaan dan kebutuhan mendesak di Palestina.
Arif menyebutkan, pada pekan lalu, Dompet Dhuafa sudah membagikan ratusan paket makanan untuk 1.000 jiwa, layanan kesehatan, dan paket makanan panas untuk lebih dari 500 jiwa.
"Kali ini kami kembali menyalurkan bantuan makanan siap santap kepada penyintas yang berada di camp pengungsian Beit Hanoun, karena meski akses bantuan kemanusiaan dibatasi oleh zionis Israel, masyarakat di Palestina masih sangat membutuhkan bantuan," ujar dia.
Ia berharap, dengan adanya bantuan ini, dapat memenuhi gizi utamanya bagi anak-anak dan wanita di Gaza.
“Semoga ini menjadi harapan bagi kita semua dalam pemenuhan gizi para penyintas, khususnya anak-anak dan wanita di Gaza, Palestina," ucap Arif.
Berdasarkan data dari Badan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang menangani permasalahan kemanusiaa (UNOCHA), sejak 4 November 2023, terdapat 9.485 jiwa meninggal dunia, 24.173 jiwa mengalami luka-luka, sekitar 260.000 unit rumah terdampak dan 1.500.000 jiwa mengungsi akibat serangan Israel ke Gaza.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh mendorong dukungan terhadap kemerdekaan Palestina melalui distribusi zakat, infak dan sedekah untuk kepentingan perjuangan rakyat Palestina.
“Umat Islam diimbau untuk mendukung perjuangan Palestina, seperti gerakan menggalang dana kemanusiaan dan perjuangan, mendoakan untuk kemenangan, dan melakukan shalat ghaib untuk para syuhada Palestina," kata Niam saat menyampaikan rekomendasi fatwa, di Jakarta, Jumat.
Dia juga mengatakan bahwa zakat dari umat Islam di Indonesia dapat didistribusikan untuk bantuan kemanusiaan dan kebutuhan mendesak di Palestina.