BPSKL Sulawesi berikan pelatihan bagi warga Sigi kelola keuangan dan usaha

id BPSKL Sulawesi ,Tata kelola usaha ,Literasi keuangan ,Sulteng ,Sigi

BPSKL Sulawesi berikan pelatihan bagi warga Sigi kelola keuangan dan usaha

Kelompok Perempuan (KP) Putri Olu memamerkan produk UMKM milik kelompok tersebut di Sigi, Sulteng, Sabtu (24/2/2024). (ANTARA/HO-Dokumentasi Hanna Asa)

Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Sulawesi menggandeng perusahaan konsultan keuangan memberikan pelatihan tata kelola usaha dan literasi keuangan kepada masyarakat Desa Olu Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah.
 
Kepala Seksi Wilayah II Balai PSKL Sulawesi M. Mugni Budi Mulyono di Sigi, Sulteng, Sabtu, mengatakan salah satu alasan yang dapat menyebabkan produk UMKM pelaku usaha dapat kalah bersaing di pasaran karena kurangnya literasi keuangan.
 
Menurutnya, perhitungan harga pokok produksi (HPP) menjadi hal yang sangat krusial karena perhitungan HPP yang kurang tepat, akan berdampak pada penetapan harga yang kurang tepat juga.
 
"Jika ternyata harga yang ditetapkan terlalu tinggi untuk dapat menutup harga pokok produksi yang terlalu tinggi, bisa berdampak pada volume penjualan dimana usaha tersebut bisa saja kalah bersaing di pasaran," kata Mugni.
 
Karena itu, kata dia, penting untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang tata kelola usaha dan literasi keuangan.

Pelatihan tata kelola usaha digelar bersama PT Hannah Asa Indonesia itu merupakan bagian dari Program Forest Programme III-Sulawesi.
 
Sementara itu pendiri PT Hannah Asa Indonesia Mardiyah mengatakan pelatihan tersebut bertujuan agar masyarakat dapat mengelola usaha secara efektif dan efisien, mengukur dampak bisnis dari sisi ekonomi, sosial dan lingkungan, dapat menghitung HPP serta dapat bersaing di era digitalisasi.
 
"Dengan pelatihan tata kelola usaha dan literasi keuangan, masyarakat Desa Olu dapat mengetahui cara menghitung biaya yang diperlukan dan dikeluarkan. Hal tersebut dapat membantu para pelaku UMKM Desa Olu lebih berkembang, sekaligus memantau realisasi biaya produksi," katanya.
 
Melalui pelatihan itu, dia berharap masyarakat dapat menyusun laporan keuangan secara mandiri, memahami dengan baik tentang HPP, yang merupakan elemen kunci dalam mengelola bisnis dengan efisiensi dan berhasil.
 
Adapun kegiatan itu diikuti oleh sebanyak 33 masyarakat Desa Olu yang merupakan Kelompok Perempuan (KP) Putri Olu.
 
Ketua KP Putri Olu, Nur Jannah, mengaku kegiatan tersebut merupakan kali pertama diikuti KP Desa Olu.

Menurutnya, masyarakat setempat memiliki banyak kendala dalam hal tata kelola usaha terutama literasi keuangan.
 
"Dengan banyaknya kendala yang dihadapi, pelatihan ini sangat membantu dan memberikan manfaat bagi kami," ujarnya.
 
Nur berharap kegiatan tersebut dapat terus berjalan agar bisnis yang dikelola masyarakat Desa Olu ikut berkembang.