BPSKL Sulawesi beri pelatihan kewirausahaan bagi kelompok wanita tani
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Sulawesi menggandeng perusahaan konsultan keuangan memberikan pelatihan kewirausahaan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
"Wilayah Sulawesi masuk ke dalam salah satu Project Implementation Unit (PIU) Forest Programme III Sulawesi," kata Kepala Seksi Wilayah II Balai PSKL Sulawesi M Mugni Budi Mulyono di Sigi, Sulteng, Kamis.
Forest Programme III Sulawesi adalah proyek di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan dana dari Pemerintah Jerman melalui Kementerian Federal Kerja sama Ekonomi dan Pembangunan.
Karena itu, pihaknya menggandeng perusahaan konsultan keuangan untuk memberikan pelatihan peningkatan mengenai manajemen kewirausahaan pada kelompok perempuan binaan Forest Progamme III–Sulawesi.
"Kami berharap pelatihan pengembangan usaha di Desa Karunia, Kecamatan Palolo dapat memberikan dampak positif serta masyarakat setempat memiliki kemampuan dan pengetahuan yang lebih," ujar Mugni.
Selain itu, diharapkan kelompok perempuan dapat menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.
Sementara itu, pelatihan ini diberikan oleh pendiri Hannah Asa Indonesia Mardiyah dengan mengangkat tema “Tata Kelola Usaha, Marketing, Pitch Deck dan Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP)".
Menurut dia, UMKM berperan penting dalam menjalankan perekonomian nasional maupun perekonomian lokal khususnya bagi masyarakat di Kecamatan Palolo.
"Pelatihan tersebut bertujuan agar masyarakat dapat mengelola usaha secara efektif dan efisien, mengukur dampak bisnis dari sisi ekonomi, sosial dan lingkungan, dapat menghitung HPP serta dapat bersaing di era digitalisasi," katanya.
Pelatihan ini diikuti sebanyak 21 anggota KWT Anggrek Karunia dan perangkat desa yang bertempat di Kantor Desa Bulili.
Ketua KWT Anggrek Karunia, Nuriana, mengatakan bantuan dari Forest Progamme III - Sulawesi juga digunakan membuat Green House mini di masing-masing rumah anggota kelompok guna mempermudah melihat dan merawat perkembangan anggrek setiap hari.
"Kami sangat senang dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Forest Progamme III - Sulawesi maupun pihak-pihak yang terkait, dan siap menerima masukan dari berbagai pihak untuk kemajuan kelompok kami," katanya.