Jakarta (ANTARA) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) meminta kepada masyarakat atau sekolah untuk membuat rencana perjalanan wisata yang baik dan bijak agar pengemudi bus wisata dapat beristirahat cukup sehingga peristiwa kecelakaan bus pariwisata yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, tidak terulang kembali.
"Buatlah atau susun rencana perjalanan wisata (travel itinerary) yang baik dan bijak. Jangan memacu pengemudi bus wisata untuk berkendara sepanjang hari sepanjang malam," kata Investigator Senior KNKT Ahmad Wildan saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Minggu.
Kemudian, lanjutnya, jangan memaksa pengemudi untuk menyetir lebih dari 12 jam. Setelah berkendara selama 12 jam, pengemudi harus diizinkan untuk beristirahat dan kemudian besoknya pengemudi dapat melanjutkan kembali perjalanan.
"Jangan sampai kita membuat rencana perjalanan siang berwisata dan malamnya dipaksa untuk melakukan perjalanan, ini tidak boleh. Malam hari pengemudi bus wisata harus beristirahat atau tidur," katanya.
Penyewa baik masyarakat umum ataupun pihak sekolah juga jangan lupa untuk menyediakan tempat tidur atau istirahat yang layak bagi pengemudi bus wisata. Siapkan ruangan atau kamar bagi pengemudi untuk beristirahat.
"Jangan biarkan pengemudi tidur di dalam bus atau kendaraan, hal ini nantinya dapat memicu kelelahan bagi pengemudi sehingga akan berisiko pada keselamatan para penumpang," kata Ahmad Wildan.
Menurut dia, salah satu risiko kecelakaan yang dapat terjadi pada bus wisata adalah sopir bus wisata mengalami kelelahan akibat terlalu lama berkendara. Kelelahan yang dialami pengemudi dikarenakan selama berhari-hari pengemudi terus menerus mengendarai bus wisata.
"Penyewa atau pengguna jasa bus wisata tidak menyusun jadwal perjalanan dengan baik. Maunya penyewa mereka bayar bus wisata selama tiga dan banyak-banyakin obyek wisata. Mereka lupa bahwa bus wisata yang mereka sewa dibawa oleh seorang pengemudi yang harus membutuhkan istirahat cukup," katanya.
Sebagai informasi, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol. Aan Suhanan menyatakan bahwa hasil sementara dari olah tempat kejadian perkara (TKP) tidak menemukan jejak rem di lokasi kecelakaan bus terguling di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Aan menduga bahwa kecelakaan bus tersebut diakibatkan oleh kegagalan pada fungsi rem dari bus tersebut sehingga oleng ke kanan hingga menabrak kendaraan mobil dari arah berlawanan.
Menurut dia, tidak adanya jejak rem bus yang terguling tersebut harus diselidiki lebih lanjut. Selain rem blong, ada kemungkinan pengemudi panik saat peristiwa maut itu terjadi.
Berita Terkait
Anwar-Reny sebut akan ketatkan pengawasan tambang pasca eksploitasi
Kamis, 17 Oktober 2024 4:20 Wib
Debat publik dapat dimanfaatkan paslon paparkan visi misi
Kamis, 17 Oktober 2024 4:13 Wib
Cudy-Agusto tonjolkan simbol PDIP di debat perdana Pilkada Sulteng
Rabu, 16 Oktober 2024 21:24 Wib
Anwar Hafid tak persoalkan lokasi debat publik paslon Pilgub 2024
Selasa, 15 Oktober 2024 20:59 Wib
KPU-Sulteng jelaskan alasan gelar debat pilkada di Jakarta
Senin, 14 Oktober 2024 14:35 Wib
Cagub Sulteng protes debat perdana digelar di Jakarta
Senin, 14 Oktober 2024 13:33 Wib
Bawaslu Sulteng ingatkan debat Pilkada dilakukan di wilayah pemilihan
Selasa, 8 Oktober 2024 21:52 Wib
KPU Parimo jadwalkan tiga kali debat publik pasangan calon
Selasa, 8 Oktober 2024 6:44 Wib