Banua Oge Souraja diperkenalkan kepada siswa peserta SMN

id Souraja,palu,smn

Banua Oge Souraja diperkenalkan kepada siswa peserta SMN

Siswa asal Babel peserta SMN 2018 di Sulteng mengunjungi Banua Oge Souraja Palu, Sabtu (18/8) dan berpose dengan menggunakan pakaian adat berbagai daerah di Sulteng di depan rumah adat suku Kaili itu. (Antaranews Sulteng/Arsyandi)

Palu (Antaranews Sulteng)  - Peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) di Sulawesi Tengah diberi pengetahuan tentang sejarah dan budaya Kota Palu lewat pengenalan rumah adat suku Kaili yang disebut Banua Oge Souraja.

Rumah adat 'Banua Oge Souraja Palu menjadi salah satu tujuan 23 siswa asal Provinsi Babel untuk mengenal lebih dekat sejarah dan adat istiadat warga asli yang mendiami lembah Palu, lewat rumah adat yang terletak di Jalan Pangeran Hidayat, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat itu, Sabtu.

Mulanya mereka diajak masuk ke dalam rumah adat yang saat ini menjadi situs sejarah di Kota Palu itu, kemudian para peserta mengitari sambil diperkenalkan nama benda-benda yang terletak di dalam bangunan antara lain perkakas rumah seperti meja, kursi, alat makan dan minum.

"Mereka juga kita edukasi tentang sejarah berdirinya Kerajaan Palu, sejarah rumah adat Banua Oge Souraja Palu dan silsilah raja-raja Palu dari awal hingga sekarang," kata pemandu Banua Oge Souraja Palu, Mehdiantara Datupalinge.

Dalam kesempatan itu Mehdi juga memperlihatkan kepada para peserta SMN foto raja-raja Palu serta kultur suku Kaili.

Baca juga: Pelajar asal Bangka Belitung dapat pembekalan tentang perdamaian
Baca juga: Peserta SMN di Sulteng dibekali trik meningkatkan minat baca
Baca juga: PT. Telkom Palu kenalkan e-commerce kepada siswa peserta SMN (vidio)
Baca juga: Siswa Babel diajar membuat pakaian adat Kulawi (vidio)


Usai mengitari dan diedukasi mengenai Banua Oge Souraja Palu, para siswa asal Babel itu menyempatkan diri mengenakan pakaian adat suku Kaili serta pakaian adat beberapa kabupaten di Sulteng seperti Parigi Moutong dan Sigi.

"Tujuannya agar peserta SMN Babel bisa mengenali secara lebih komprehensif mengenai budaya masyarakat Kota Palu. Kalau pakaian adat yang digunakan laki-laki namanya bajama, sementara pakaian adat yang dikenakan wanita disebut baju fatimah," jelas Mehdi yang juga keturunan ketujuh dari Raja Palu itu.

Peserta SMN asal Babel, Dianto mengaku kagum dengan rumah dan pakaian adat Kota Palu. Kekaguman ketua rombongan peserta SMN Babel itu disebabkan hingga saat ini situs bersejarah tersebut masih terawat dan terjaga sehingga anak-anak generasi muda Kota Palu hingga saat ini masih bisa mengenali dan mengetahui sejarah para pendahulunya.

"Kagum karena ternyata ada suatu tempat di Kota Palu yang masih tegak sejak 120 tahun yang lalu dan kami memiliki kesempatan untuk melihat dan mendatanginya," ujar Dianto.

Ia juga senang dapat masuk ke dalam Banua Oge Souraja Palu dan diperkenankan melihat-lihat benda-benda yang terletak di rumah adat itu seperti kuali, piring, sendok dan gelas di zaman itu.