Pelajar asal Bangka Belitung dapat pembekalan tentang perdamaian

id smn,bhun,gong perdamaian

Pelajar asal Bangka Belitung dapat pembekalan tentang perdamaian

Pengelola Taman Edukasi Gong Perdamaian Nusantara, Nosarara Nosabatutu Palu Dewa Parsana (kanan) memberikan penjelasan tentang asal muasal pendirian tugu perdamaian tersebut kepada siswa peserta SMN, Kamis (16/8) (Antaranews Sulteng/Sulapto Sali)

Palu (Antaranews Sulteng) - Para pelajar asal Provinsi Bangka Belitung (Babel) yang sedang mengikuti program  Siswa Mengenal Nusantara (SMN) di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mendapat pembekalan tentang kebhinnekaan dan pentingnya menjaga perdamaian dalam kebhinnekaan saat mengunjungi monumen Taman Edukasi Gong Perdamaian Nusantara Palu.

"Saya akan sedikit menjelaskan kenapa ada Taman Gong Perdamaian Nusantara di Palu ini karena saya yang menggagasnya dan  memberi nama monumen ini dengan Taman Edukasi Gong Perdamaian Nusantara, Nosarara Nosabatutu, yang artinya bersaudara kita satu,” kata Brigjen Pol Dewa Parsana, pengelola monumen tersebut di hadapan para siswa asal Babel, Kamis.

Monumen edukasi ini, kata mantan Kapolda Sulteng tersebut, bertujuan untuk menjadi pengingat dalam menjaga kerukunan agar tidak terjadi lagi perselisahan antara oknum-oknum yang belum memahami pentingnya menjaga perdamaian.

"Di monumen ini ada pilar-pilar Pancasila dan gongnya itu terdiri atas berbagai provinsi di Indonesia. Itu adalah NKRI-nya. Sekarang ini yang dipagarnya melambangkan Bhinneka Tunggal Ika, bermacam-macam  melambang pilar kebangsaan,” jelasnya.

Makanya, kata Parsana, sangat penting adik-adik ini mengetahui bahwa negara kita adalah milik kita semua. Bhinneka Tunggal Ika yang walaupun dari mana asalnya, kita ini jangan melawan takdir karena kita dilahirkan memang berbeda-beda, itu jangan dipermasalahkan.

Ia mengatakan bahwa pemerintah meminta seluruh rakyat untuk bisa saling mengenal, seperti orang Bali, orang Jawa, Kaili, Bangka dan Belitung dan suku-suku lainnya sebagai saudara yang dilahirkan dalam negara yang sama yaitu Indonesia.
 
Para siswa peserta SMN dari Bangka Belitung saat berada di Taman Edukasi Gong Perdamaian Nusantara, Nosarara Nosabatutu Palu, Kamis (16/8) (Antaranews Sulteng/Sulapto Sali)

"Kalau kita nikmati perbedaan itu maka indah dan nikmat sekali. Karena ini adalah takdir kita menjaga kebinakaan ini sehingga nanti terjaga keamanan. Kalau nanti tanpa keamanan dan kedamaian tidak mungkin bisa membangun,” tegasnya. 

Di tempat yang sama, Hassan dari perwakilan Airnav Indonesia sebagai co.PIC BUMN hadir untuk negeri di Sulteng mengatakan tujuan dari kunjungan para siswa peserta SMN ini untuk mengali potensi di kawasan Taman Edukasi Gong Perdamian itu.

"Pertama karena ini kawasan Taman Edukasi Gong Perdamaian Palu adalah disini kita bisa  lebih mengedapankan rasa nasionalisme juga, paling terpenting adalah itu. Yang kedua lebih kepada alam tentang proses penciptaan alam semesta ini," ujarnya.
 
Jadi bukan hanya potensi masyarakat dan budaya saja yang digali namun juga keindahan alam menjadi salah satu dari rangkaian aktivitas peserta SMN yang memang tidak ada di daerah asal para siswa. 

Andi Fitri, siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Samparimba, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung mengatakan kunjungan di monumen ini mengajarkan tentang persatuan dan kesatuan sesauai dengan semboyan Nosarara Nosabatutu kita adalah saudara satu.

“Sayang senang sekali bahkan banga bisa datang ke tempat ini. Apa yang saya dapat di sini akan saya bagi kepada teman-teman sekaloh dan masyarakat bahwa di Palu ada Gong Perdamaian Seluruh Nusantara. Tadi saya pas disuruh cari logo Kabupaten Bangka Selatan, eh ternyata ketemu di gong ini. Artinya Bangka juga harus aman dan dijaga kedamaian dan perdamaiannya,” tandasnya. 
 
Para siswa peserta SMN dari Bangka Belitung menari dero bersama dalam suasana gembira di Taman Edukasi Gong Perdamaian Nusantara, Nosarara Nosabatutu Palu, Kamis (16/8) (Antaranews Sulteng/Sulapto Sali)