DP3A semangati perempuan-anak korban gempa bangkit pascabencana

id DP3A

DP3A semangati perempuan-anak korban gempa bangkit pascabencana

Kasubdit Perlindungan Hak Perempuan DP3A Sulteng Irmawati Sahi (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji)

Palu, (ANTARANews Sulteng) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulawesi Tengah menyemangati perempuan dan anak korban gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala agar bangkit pascabencana tersebut.

"Kita harus bangkit, perempuan-perempuan dan anak korban gempa, tsunami dan likuifaksi harus mampu keluar dari masalah pascabencana," ucap Kasubdit Perlindungan Hak Perempuan DP3A Sulawesi Tengah Irmawati Sahi, di Palu, Rabu.

Upaya itu dilakukan DP3A Sulawesi Tengah lewat kegiatan penguatan trauma healing berbasis komunitas.
Kegiatan penguatan trauma healing berbasis komunitas, diselenggarakan oleh DP3A Sulteng. (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji)


DP3A melibatkan sekitar 100 perempuan dan 100 anak korban gempa, likuifaksi dan tsunami dari Kota Palu, Sigi dan Donggala.

Kegiatan itu untuk menghilangkan trauma korban, serta menstimulan masyarakat agar kembali beraktivitas seperti sebelum bencana gempa, likuifaksi dan tsunami di Sulteng.

Irmawati mengatakan bahwa perempuan dan anak merupakan korban yang paling terdampak pascabencana tersebut.

Karena itu, butuh perhatian serius mengatasi masalah perempuan dan anak, agar dapat bangkit.

Terkait hal itu Kepala DP3A Sulawesi Tengah yang di wakili oleh Kepala Bidang Data, Informasi Gender dan Anak Nova Nuzul Yanti mengemukakan bencana gempa, tsunami dan likuifaksi memberikan trauma yang panjang, dan membutuhkan waktu yang lama untuk pemulihan.

Apalagi, sebut Nova, perempuan yang kehilangan keluarga, kehilangan kepala keluarga sumber pencari nafkah, memberikan masalah yang berkepanjangan pascabencana.

"Ini kemudian menjadi inisiatif DP3A untuk melakukan pendampingan dan penguatan terhadap perempuan dan anak korban bencana," kata Nova.

Inisiatif itu, kata dia, dikonkretkan dalam sebuah kegiatan yang melibatkan ratusan perempuan dan anak, untuk berkumpul bersama, berbagai cerita dan pengalaman, serta memberi dukungan mental untuk bangkit menuju masa depan baru pascabencana.

DP3A Sulteng pada kegiatan itu melibatkan Polres Palu, Yayasan Sikola Mombine, Akademisi Untad Palu, dan psikolog serta jejaring lainnya sebagai mitra DP3A.

Baca juga: DP3A gencarkan psiko-sosial pulihkan mental perempuan pascabencana

Baca juga: P2TP2A : Waspadai perdagangan manusia pascagempa