Orangtua mahasiswa yang kuliah di China harap bantuan pemerintah

id Mahasiswa Indonesia di Cina,Corona Virus,penanganan corona,virus corona,corona

Orangtua mahasiswa yang kuliah di China harap bantuan pemerintah

Orang tua mahasiswa Indonesia asal Bandarlampung yang sedang menuntu ilmu di negara China, Selasa (28/1/2020). ANTARA/Dian Hadiyatna

Saya harap pemerintah dapat bergerak cepat dalam memulangkan seluruh mahasiswa asal Indonesia di sana termasuk anak saya Labib,
Bandarlampung (ANTARA) - Kedua orang tua dari Labib Abrar Maradatua mahasiswa yang berkuliah di Lanzhou Jiaotong University China, meminta bantuan dari pemerintah agar proses kepulangan anaknya dipercepat.

"Saya harap pemerintah dapat bergerak cepat dalam memulangkan seluruh mahasiswa asal Indonesia di sana termasuk anak saya Labib," kata Bapak dari Mahasiswa asal Bandarlampung yang berkuliah di negara tersebut, Lisman Maradatua, di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan, bahwa saat ini anaknya yang berusia 17 tahun bersama 17 orang lainnya sedang menuntut ilmu di Lanzhou Jiaotong University China tersebut sedang dalam perjalanan pulang ke tanah air.

Dia menyebutkan, sekitar pukul 10.00 WIB, anaknya itu memberikan kabar bahwa mereka telah berangkat meninggalkan kampusnya di China menuju Bandara di Thailand.

Kepulangan Labib dan 17 temanya tersebut, kata dia, merupakan inisiatif dari mereka semua sebab merebaknya virus Corona di China namun hingga saat ini belum ada upaya dari pemerintah untuk memulangkan mereka.

"Saya dan istri sangat cemas, sebab yang ditakutkan proses kepulangan mereka ini memakan waktu yang lama, maka kami minta pemerintah pusat dan Pemda agar bergerak cepat ikut membantu," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Panjang, Marjunet mengatakan bahwa sejauh ini Pemerintah Pusat masih terus berkoordinasi dengan China agar sesegera mungkin dapat memulangkan warganya yang ada di sana.

"Pusat saat ini sedang berkoordinasi dengan Pemerintah China karena ingin orang Indonesia di sana baik itu pelajar maupun tenaga kerja Indonesia (TKI) dipulangkan, namun hal itu harus memerlukan waktu," katanya.