Unisa Palu bentuk tim siaga hadapi ancaman gelombang tiga COVID-19
Palu (ANTARA) -
Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu, Sulawesi Tengah, membentuk tim siaga internal kampus menghadapi ancaman gelombang ketiga COVID-19.
"Kami berusaha semaksimal mungkin agar jangan sampai selama masa perkuliahan tatap muka ini muncul klaster, dan kami sudah membentuk tim internal dalam upaya pencegahan," kata Wakil Rektor 1 Unisa Fachruddin Yahya di Palu, Minggu.
Ia menjelaskan, fungsi dari tim yang sudah dibentuk untuk melakukan langkah-langkah awal, seperti mendeteksi adanya penularan COVID-19 dalam proses perkuliahan yang berlangsung tahun ajaran 2021/2022.
Kemudian, melaksanakan setiap kebijakan pihak akademik selama tahun ajaran berjalan, menyangkut dengan keberlangsungan dan kelancaran proses perkuliahan tatap muka pada masa pandemi.
Bahkan, dalam setiap kajian maupun analisis yang dilakukan tim siaga akan dijadikan dasar pengambilan keputusan rektorat terkait dengan keberlangsungan perkuliahan tatap muka jika sewaktu-waktu terdeteksi adanya penularan di kalangan mahasiswa, dosen dan pegawai.
"Kami melibatkan tenaga-tenaga kesehatan lokal atau mahasiswa maupun dosen-dosen dari Fakultas Kedokteran Unisa, karena menyangkut internal kampus, maka kami berdayakan tenaga kesehatan yang ada," ujar Fachruddin.
Di kemukakannya, pembentukan tim siaga COVID-19 Unisa telah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit yang ada di Kota Palu, maupun dinas kesehatan setempat serta tim Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Pemerintah Sulawesi Tengah.
Dibentuknya tim ini, tidak lepas dari peringatan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah pusat untuk melakukan langkah antisipasi, karena Desember 2021 ada kegiatan keagamaan perayaan Natal bagi umat Kristiani serta berlanjut ke Tahun Baru 2022.
Oleh karena itu, pihak universitas telah mengimbau kepada para mahasiswa untuk tidak melakukan mobilitas perjalanan ke tempat-tempat yang dinilai memiliki risiko besar penyebaran COVID-19, di antaranya pusat-pusat perbelanjaan maupun tempat wisata.
"Tentunya kami berharap ancaman gelombang ketiga ini tidak terjadi dan protokol kesehatan hingga kini harus menjadi pedoman masyarakat, terlebih mahasiswa yang mengikuti perkuliahan tatap muka," demikian Fachruddin.