Jakarta (ANTARA) -
"Harapannya putri-putri dari seluruh kabupaten ini terlibat pada kegiatan-kegiatan pembinaan anak muda dan juga olahraga," kata Dito saat menerima para Finalis 15 Besar Pemilihan Putri Otonomi Indonesia 2024 di Media Center Kemenpora.
Menurut Dito, kegiatan pemilihan itu penting karena berasal dari kabupaten-kabupaten di Indonesia, sehingga program tersebut bisa lebih ditingkatkan lagi tidak hanya di tingkat ibu kota kabupaten, tetapi bisa menyentuh ke desa-desa.
Pada kesempatan itu, ia turut mengajak para finalis bertemu dengan para peserta dari program Bela Negara Kemenpora.
Direktur Eksekutif Apkasi Sarman Simanjorang mengatakan asosiasi itu berkomitmen untuk terus mempromosikan potensi generasi muda Indonesia, khususnya yang ada di kabupaten seluruh Indonesia.
"Putri Otonomi Indonesia merupakan salah satu langkah nyata kami untuk menyiapkan pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas dan berprestasi, tetapi juga peduli terhadap pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat," kata Sarman.
Dalam edisi 2024 ini, lanjut dia, perwakilan asal Kabupaten Klaten, Raphaella Chayla Shaka, berhasil keluar sebagai juara Putri Otonomi Indonesia.
Dara 19 tahun itu menyisihkan 14 finalis lainnya pada malam anugerah Putri Otonomi Indonesia 2024 di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu (8/6) lalu.
Putri Otonomi Indonesia sebelumnya dikenal dengan nama Putri Otonomi Daerah.
Kegiatan itu merupakan wadah yang telah dibuat sejak 2017 oleh Apkasi.
Agenda tersebut merupakan wujud kontribusi konkret Apkasi dalam memberikan dukungan terhadap talenta para putri dari berbagai kabupaten di seluruh Indonesia, sekaligus mendorong mereka untuk meraih prestasi hingga tingkat nasional, serta menginspirasi para anak muda di tingkat daerah.