Palu, (ANTARA Sulteng) - Aktivitas perdagangan di pasar modern Tavanjuka Kota Palu kembali aktif setelah sebelumnya vakum karena sepinya pembeli di pasar tersebut.
Pedagang yang sebelumnya berjualan di luar pasar kini sudah masuk kembali di dalam pasar, namun belum semua tempat yang tersedia dalam pasar itu terisi. Dari 40 tempat untuk pedagang ikan basah, misalnya, belum separuhnya terisi.
"Kami hanya disuruh berjualan di dalam, tetapi pemerintah tidak membantu promosi, misalnya melalui radio atau di surat kabar. Sehingga masih banyak warga tidak tahu kalau kami sudah berjualan di dalam," kata seorang pedagang ikan, Iwan, Jumat.
Puluhan pedagang ikan dan sayur mayur sebelumnya hanya berdagang di luar pasar. Bahkan sebagian pedagang menjual di pinggir jalan dengan menggelar lapak di sepanjang jalan I Gusti Ngurah Rai.
Karena kondisinya tampak kumuh, pemerintah Kota Palu membongkar lapak mereka dan meminta penjual kembali menggunakan pasar yang sudah dibangun dengan anggaran lebih dari Rp1 miliar itu.
Menurut Iwan, penjual memilih berdagang di luar karena di dalam sepi pembeli.
"Kalau di luar kami biasanya menjual sampai satu peti ikan (berisi dua termos). Di dalam sini, sehari paling laku hanya satu termos," kata Iwan.
Hal yang sama dikemukakan Adi, juga penjual ikan basah di pasar tersebut. Dia mengatakan, banyak pedagang ikan yang memilih menutup usahanya untuk sementara karena masih sepih pembeli.
Untuk menggairahkan pedagang dalam memanfaatkan pasar modern tersebut saat ini Pemerintah Kota Palu menggratiskan penggunaan tempat yang telah disediakan.
Sebelumnya, setiap pedagang dibebankan Rp350 ribu sampai Rp450 ribu per bulan. (A055)