Komunitas pecinta alam Parimo dukung program KLHK sejuta bakau

id Manggrov, bakau, teluk tomini, parigi moutong, FKPAPT

Komunitas pecinta alam Parimo dukung program KLHK sejuta bakau

Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pecinta Alam Pantai Timur (FKPAPT) Parigi Moutong, Sulawesi Tengah menanam bibit manggrov di pesisir pantai Desa Martasari, Kecamatan Parigi Moutong, Kamis (29/10/2020). ANTARA/Moh Ridwan

Kami mendukung program nasional dalam rangka rehabilitasi mangrove yang sudah berjalan sejak 2019-2025 menanam satu juta bakau, dan aksi ini kami lakukan secara swadaya
Parigi (ANTARA) -
Komunitas Pecinta Alam Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mendukung program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menanam satu juta bibit bakau di pesisir pantai Teluk Tomini.


 


"Kami mendukung program nasional dalam rangka rehabilitasi mangrove yang sudah berjalan sejak 2019-2025 menanam satu juta bakau, dan aksi ini kami lakukan secara swadaya," kata Ketua Forum Komunikasi Pecinta Alam Pantai Timur (FKPAPT) Parigi Moutong Didit Trianto usai penanaman bibit manggrov, di Parigi, Kamis.


 


Program yang berlangsung selama lima tahun ke depan itu, membutuhkan lahan sekitar 210 hektare di pesisir Teluk Tomini guna meningkatkan kualitas ekologi pada segmen pantai, di mana panjang garis teluk tersebut sekitar 472 kilometer yang membentang dari Perbatasan Provinsi Gorontalo dan Sulteng atau Bagian Utara sampai bagian Selatan Parigi Moutong.


 


Menurut dia, kegiatan yang dilakukan pihaknya bersifat jangka panjang untuk kepentingan rehabilitasi ekosistem mangrove yang bertujuan menjaga terjadinya abrasi pantai, kemudian pemulihan ekosistem baru termasuk menahan tekanan gelombang atau tsunami serta sebagai habitat bagi kepiting bakau.


 


Kegiatan yang dilaksanakan serentak oleh pegiat lingkungan dibawa naungan FKPAPT ini berlangsung di 23 kecamatan di kabupaten itu, yang mana untuk wilayah Parigi sebagai ibu kota kabupaten dilaksanakan di pesisir pantai Desa Martasari, Kecamatan Parigi dengan luas lahan sekitar 10 hektare dan bibit yang ditanam sebanyak 23 ribu bibit bakau dan diproyeksikan selesai pada Desember 2020.


 


"Kami tanam hari ini sebanyak enam ribu bibit dengan luas areal satu hektare. Sejauh ini pemerintah daerah setempat sangat mendukung, bahkan selain swadaya kami di komunitas ini ada juga bantuan pemerintah termasuk bantuan bibit difasilitasi Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Palu-Poso Kementerian LHK," tutur Didit.


 


Dia menjelaskan, bahkan pihaknya telah membentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) mangrove Desa Martasari sebagai salah satu lokus rehabilitasi yang melibatkan masyarakat setempat.


 


"Kami setiap saat menanam. Paling istirahat kalau bibit habis. Kami tidak menunggu momen-momen hari nasional. Menanam satu juta bibit mangrove orang bilang mustahil, tetapi kami tetap optimistis " kata dia menambahkan.


 


Dikatakannya, di Parigi Moutong ada sekitar 24 jenis mangrove, namun yang banyak ditanam yakni jenis Rhizopora Mukronata, Apichulata dan jenis Shenoratia.


 


"Dari sejumlah jenis itu, Rhizopora Mukronata proses pertumbuhannya cukup lambat. Mangrove jenis ini masa pertumbuhannya sekitar 10 sampai 11 tahun," katanya.