Poso, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Sejumlah perempuan di Desa Alitupu, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, dilatih mengolah kopi pascapanen, untuk menjadi sumber ekonomi warga setempat.
"Wilayah kami banyak sekali perkebunan kopi dan terus berkembang, untuk itu kami ingin tidak sekedar menjual bahan baku saja akan tetapi bisa juga menjual produk barang jadi berupa bubuk kopi," ujar Ketua Kelompok Usaha Perempuan Matana, Desa Alitupu, Ivone, di Poso, Senin.
Lewat Kelompok Usaha Perempuan Matana, perempuan di Desa Alitupu ditingkatkan kapasitas dan sumberdaya manusia, dengan menggelar pelatihan pengolahan kopi dari pascapanen hingga menghasilkan produk bahan jadi.
Ivone, termasuk salah satu perempuan di Desa Alitupu yang telah terbiasa mengolah hasil hutan bukan kayu (HHBK) jenis kopi.
Ia kemudian membentuk kelompok usaha perempuan Matana, yang di dalamnya ia melibatkan beberapa perempuan dari desa tersebut.
Lewat kelompok itu, ia berbagi pengalaman dan keterampilan tentang mengolah kopi.
Ivone menyampaikan untuk mengolah biji kopi menjadi produk barang jadi berupa bubuk kopi, dibutuhkan keterampilan dalam mengolah dan menggunakan alat pengolahan kopi termasuk memilih biji kopi yang baik sehingga menghasilkan kopi berkualitas.
“Kami dibantu oleh lembaga pendamping dari Relawan Untuk Orang dan Alam yang tergabung dalam Konsorsium KPPA atas dukungan Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Sulawesi dan Forest Programme III German,”sebutnya.
Perwakilan Konsorsium KPPA Mochammad Subarkah mengatakan kelompok usaha perempuan Matana memiliki alat pengolahan kopi namun belum dapat mengoperasikannya.
Olehnya perlu dilakukan penguatan kapasitas bagi kelompok, sehingga bisa menghasilkan produk sesuai yang telah direncanakan dalam usaha kelompok.
“Kami berharap setelah pelatihan ini kelompok mulai bergerak menjalankan usahanya dan mampu memasarkan produk kopi yang dihasilkan dengan mutu dan kualitas tinggi," sebut Subarkah.