Presiden Jokowi ingatkan pentingnya miliki "sense of crisis"

id Presiden, joko widodo, presiden jokowi, golkar institute, jokowi

Presiden Jokowi ingatkan pentingnya miliki "sense of crisis"

Presiden RI Joko Widodo saat menyampaikan sambutan pada acara "Soft Launching dan Public Lecture Golkar Institute" secara daring, Selasa (2/2/2021). (HO-Dok Biro Pers Istana)

Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo mengingatkan pentingnya memiliki "sense of crisis" dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang berdampak terhadap berbagai sektor kehidupan.

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutan pada "Soft Launching dan Public Lecture Golkar Institute" secara daring, Selasa.

"Saat ini pemerintah sedang mengerahkan seluruh sumber daya untuk mengatasi pandemi, melaksanakan vaksinasi dengan cepat untuk memutus rantai penyebaran COVID-19," kata Presiden.



Pemerintah, kata Presiden, juga sedang menyeimbangkan antara rem dan gas, yakni mengendalikan penyebaran virus, sekaligus melaksanakan berbagai program kebijakan pemulihan ekonomi nasional dan menjawab peluang pascapandemi yang akan menjadi "trigger" agar ekonomi bergerak lebih cepat.

"Pengalaman 11 bulan ini mengajarkan pada kita bahwa dalam menghadapi pandemi tidak ada formula yang standar, yang disebut rumusan formula yang benar juga tidak ada, karena 215 negara di dunia mencari formula yang tepat untuk digunakan di negaranya masing-masing," ujarnya.



Karena itu, Presiden meminta kepada seluruh kader Partai Golkar dan juga calon kepala daerah untuk belajar dan menimba pengalaman dari situasi saat ini, terutama pentingnya untuk memiliki perasaan bahwa situasi yang dihadapi tidak biasa-biasa saja sehingga ada "sense of crisis".

Tak lupa, Presiden menyampaikan selamat atas diluncurkannya Golkar Institute sebagai institusi pengkaderan atau sekolah kader yang berfokus pada peningkatan pengetahuan dan kemampuan kader di bidang pemerintahan dan kebijakan publik.

Sebagai partai modern, kata Jokowi, kehadiran sekolah kader sangat diperlukan karena kader dan kaderisasi perlu dipersiapkan secara serius, berjenjang, dan berkelanjutan.



"Kaderisasi tidak bisa dikerjakan sambil lalu, tetapi harus digarap dengan matang untuk menghasilkan dampak yang signifikan bagi kemajuan partai," tegasnya.

Menurut dia, partai memerlukan lebih banyak lagi kader-kader yang terdidik, profesional, dan kompeten, khususnya dalam bidang kepemimpinan politik dan ekonomi yang dampaknya bukan hanya pada partai, tapi akan memberikan kontribusi bagi bangsa.

"Hal ini penting saya tekankan karena partai politik adalah sumber utama rekrutmen kepemimpinan nasional maupun daerah," kata Presiden.
#satgascovid19
#ingatpesanibujagajarak
#vaksincovid19