Pemkot Palu anjurkan pelajar putri konsumsi tablet tambah darah

id Pemkot Palu,cegah stunting,Kota Palu,tablet tambah darah,Sulawesi Tengah

Pemkot Palu anjurkan pelajar putri konsumsi tablet tambah darah

Wakil Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah, Reny A. Lamadjido. (ANTARA/HO-Inul)

Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah menganjurkan kepada pelajar putri di daerah itu untuk mengkonsumsi tablet penambah darah guna mencegah stunting.
 


"Untuk di sekolah, mulai dari siswa perempuan sekolah menengah pertama (SMP) berumur 14 tahun seharusnya mendapatkan tablet penambah darah yang diberikan setiap bulannya," kata Wakil Wali Kota Palu Reny A. Lamadjido di Palu, Selasa.

 

Ia mengatakan bahwa kasus pernikahan dini cukup sering terjadi di daerah, sehingga perlu dilakukan intervensi mencegah stunting kepada para remaja putri usia sekolah.

 

Menurut dia, pemberian tablet tambah darah kepada remaja perempuan adalah salah satu bentuk antisipasi yang dilakukan pemerintah kota guna menekan angka stunting dikarenakan remaja putri rentan menderita anemia atau kekurangan sel darah merah.

 

Sementara itu, remaja yang menderita anemia berisiko tinggi untuk mengalami anemia pada masa kehamilannya yang dapat berdampak pada perkembangan janin nantinya.

 

Di samping itu, kata dia, menunjang fase tumbuh kembang, di mana remaja puteri sedang memasuki fase tumbuh kembang yang cukup pesat sehingga tubuhnya membutuhkan zat besi lebih banyak ketimbang masa kanak-kanak.

 

"Minum obat penambah darah dari sekarang sehingga apabila nantinya remaja perempuan menikah di usia dini kemudian mengandung, tubuhnya memiliki daya tahan tubuh yang baik apabila rutin mengkonsumsi tablet tambah darah,” katanya

 

Dia berharap para orang tua dapat memperhatikan kondisi gizi anak serta mengharapkan seluruh remaja putri yang mendapatkan tablet penambah darah agar rutin mengkonsumsi tablet tersebut.

 

Adapun, menurut data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting di Kota Palu mencapai 24,7 persen, meningkat dari 23,9 persen pada 2021 sehingga pemerintah kota terus berupaya menurunkan angka kasus stunting pada anak di wilayah itu.