Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, utang pemerintah yang telah mencapai Rp8.041 triliun atau dengan rasio terhadap PDB sebesar 38,11 persen pada November 2023 masih terkendali.
“Tentu kita lihat (rasio) utang kita tetap di bawah 40 persen, terendah dibandingkan negara maju yang bahkan di atas 100 persen juga negara berkembang yang lain. Jadi relatif ini masih hati-hati,” kata Menko Airlangga di sela acara Seminar Nasional Perekonomian Outlook Indonesia di Jakarta, Jumat.
Adapun jika mengacu pada Undang-Undang Nomor 1/2003 tentang Keuangan Negara, batas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.
Menurut Airlangga, sejauh ini utang tersebut telah digunakan dengan baik, khususnya untuk pembangunan infrastruktur. Namun, dirinya memberikan catatan terkait Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang masih tinggi.
“Kita masih bisa perbaiki, tetapi tentu ini butuh upaya ekstra. Artinya pengelolaan manajemen dari pembangunan baik yang dilakukan pemerintah, dilakukan BUMN swasta harus lebih baik lagi, salah satu faktornya adalah faktor transportasi dan harus diingat kita negara kepulauan, dan tidak ada negara kepulauan sebesar Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Menko Airlangga menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur, terutama di daerah Indonesia Timur guna menekan biaya logistik dan transportasi. Ia mengungkapkan target untuk menekan biaya logistik mencapai 8 persen pada 2045.
“Kita punya target untuk transportasi dan logistik, ya mungkin pada 2030 kita masih 12 persen, tapi 2045 kita harapkan turun jadi 8 persen,” terang Airlangga.
Adapun kinerja fundamental ekonomi Indonesia dinilai masih tetap terjaga di tengah adanya ketidapastian global. Bahkan Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia akan terjaga di angka 5 persen sampai ekonomi Indonesia akan konsisten terjaga di level 5 persen.
Dari segi inflasi, Menko Airlangga menilai bahwa tingkat inflasi Indonesia masih relatif terkendali. Inflasi Indonesia tercatat sebesar 2,86 persen secara tahunan (year-on year/yoy) pada November 2023.
"Capaian ini merupakan hasil arahan Presiden, sinergi antara fiskal, moneter dan riil, dan ini dukungan dari masyarakat, dan kebijakan fiskal menjadi shock absorber yang responsif terhadap kebijakan perekonomian. Kebijakan moneter juga berperan strategis menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," pungkasnya.
Berita Terkait
Airlangga: Ridwan Kamil dapat tiket Golkar dan Gerindra do Jabar
Jumat, 12 April 2024 6:51 Wib
Airlangga tanggapi kemungkinan aklamasi di Munas Golkar
Senin, 8 April 2024 8:47 Wib
Dua ormas Golkar serahkan dukungan untuk Airlangga Hartarto
Minggu, 7 April 2024 20:27 Wib
Airlangga Hartarto: Hilirisasi sawit RI tetap dilanjutkan
Jumat, 29 Maret 2024 4:57 Wib
Zulhas tegaskan pembagian kursi menteri hak prerogatif presiden
Selasa, 19 Maret 2024 13:23 Wib
Airlangga sebut hal biasa soal netralitas Jokowi yang disinggung PBB
Selasa, 19 Maret 2024 13:20 Wib
AHY pastikan lahan untuk PSN berstatus "clean & clear"
Selasa, 19 Maret 2024 9:04 Wib
Airlangga sebut Joko Widodo dan Golkar memang sudah rapat
Senin, 11 Maret 2024 7:37 Wib