Pemprov Sulteng lanjutkan program Readsi tingkatkan pendapatan para petani

id Readsi, pertanian cerdas, dinas TPH, Pemprov Sulteng, petani, pertanian, Sulawesi Tengah

Pemprov Sulteng lanjutkan program Readsi tingkatkan pendapatan para petani

Ilustrasi- Petani Parigi, Kabupaten Parigi Moutong sedang menggarap sawah untuk ditanami padi. ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2024 melanjutkan program Pemberdayaan Pedesaan dan Pengembangan Pertanian atau "Readsi" merupakan salah satu program inovasi Kementerian Pertanian dalam membantu meningkatkan pendapatan petani di daerah.

"Program ini berlanjut sampai bulan September 2024," kata Manajer Program Readsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Roy Marudin di Palu, Senin.

Ia menjelaskan, kurun waktu sembilan bulan ke depan berbagai kegiatan akan dilaksanakan untuk penguatan kapasitas petani, diantaranya yakni membagi pengalaman antara petani dalam forum, kemudian pertemuan komplit meningkatkan pengetahuan petani dan pertemuan koordinasi.

Karena tahun 2023 kegiatan-kegiatan teknis telah dilaksanakan dan diterapkan di lapangan, diantaranya pelatihan kelembagaan usaha tani, pelatihan teknis mekanisasi dan manajemen pengelolaan usaha pelayanan serta jasa alat mesin pertanian (UPJA) sebagai upaya peningkatan kemandirian petani lewat konsep pertanian cerdas atau integrated farming, termasuk pengembangan inovasi pertanian.

"Materi dan praktikum telah didapatkan akan kami evaluasi kembali untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilannya," ujar Roy.

Ia mengemukakan, program Readsi berlangsung di Sulteng melibatkan empat kabupaten, diantaranya Kabupaten Poso, Parigi Moutong, Buol dan Banggai.

Selain itu, sekitar 280 penyuluh pertanian dilibatkan untuk mengawal program tersebut guna membantu petani meningkatkan sektor pertanian daerah.

"Para penyuluh juga telah mengikuti pelatihan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dilaksanakan Pemprov Sulteng, diharapkan program inovasi ini dapat memberikan asas manfaat bagi petani untuk peningkatan kesejahteraan mereka," ucapnya.

Ia menambahkan, pemberdayaan perdesaan dan pengembangan pertanian diintegrasikan dengan program pertanian cerdas.

Sebagaimana arahan Kementerian Pertanian, petani di era kekinian harus mampu memanfaatkan teknologi, karena metode pengelolaan pertanian saat ini sebagian besar sudah bertrasformasi.

"Pertanian berbasis teknologi sangat membantu petani menyelesaikan pekerjaan dan mempermudah petani melaksanakan kegiatan bercocok tanam. Oleh sebab itu penerapan teknologi harus mampu dikuasai supaya sistem pertanian dalam negeri mampu bersaing dengan negara-negara lainnya," tutur Roy.