Sebanyak 8 ribu bibit disalurkan ke Parimo untuk gerakan tanam cabai

id Cabai, gerakan tanam cabai, Pemprov Sulteng, Nelson Metubun, dinas TPH, komoditas cabai, pengendalian Inflasi, Sulawesi

Sebanyak 8 ribu bibit disalurkan ke Parimo untuk gerakan tanam cabai

Ilustrasi - Warga memetik cabai yang ditanam di pekarangan rumahnya di Kelurahan Lolu Utara, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (9/1/2024). ANTARA/Basri Marzuki

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan 8 ribu bibit telah disalurkan ke Kabupaten Parigi Moutong untuk optimalisasi program gerakan tanam dan panen cepat cabai sebagai bagian dari upaya pemerintah mengendalikan inflasi daerah.
 
"Sudah di distribusi pada awal Januari 2024 sebanyak 8 ribu bibit," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun di Palu, Kamis.
 
Ia menjelaskan, tahap awal pihaknya menyediakan sebanyak 18 ribu bibit semai cabai dengan sasaran daerah yakni Parigi Moutong 8 ribu dan Kota Palu 10 ribu benih.
 
Kemudian penyaluran bibit untuk Kota Palu diupayakan dalam waktu dekat dengan sasaran delapan kecamatan untuk dibagikan kepada masyarakat melalui Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), Dasawisma dan kelompok wanita tani yang menjadi motor penggerak.
 
"Pelibatan kaum perempuan dalam program ini, karena mereka gemar merawat tanaman, atas pertimbangan itu pemerintah melibatkan perempuan, karena komoditas ini ditanam hanya membutuhkan lagan pekarangan rumah," tutur Nelson.
 
Ia menjelaskan, tujuan program gerakan tanam dan panen cepat cabai sebagai bentuk upaya intervensi stabilisasi harga komoditas cabai, karena dengan menanam cabai di pekarangan dinilai sudah cukup untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sehari-hari.
 
Di Parigi Moutong, 8 ribu bibit cabai telah terdistribusi menyasar 20 desa yang masuk dalam program Pemberdayaan Pedesaan dan Pengembangan Pertanian atau "Readsi" sebagai upaya kolaborasi program inovatif Kementerian Pertanian (Kementan) supaya berkesinambungan.
 
"Kami berharap masyarakat ikut menyukseskan program ini, supaya kebutuhan konsumsi sehari-hari terpenuhi, dan inflasi juga dapat diredam supaya harga komoditas cabai maupun komoditas lainnya tetap stabil," ucapnya.
 
Menurut data Pemprov Sulteng, produksi cabai rawit dihasilkan petani di daerah itu mencapai 20.450 ton pada 2023, dan produksi tahun lalu di nilai melimpah karena mengalami surplus 13.627 ton.
 
"Rata-rata konsumsi per tahun cabai rawit di provinsi ini 6.823 ton dengan jumlah penduduk 3,1 juta jiwa. Ketersediaan komoditas tersebut sangat memadai, bahkan cabai rawit asal Sulteng juga didistribusikan ke daerah sekitar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daerah lain," kata dia lagi.